Pagi ini, langit Jepang menemaniku hanyut dalam lamunanku dalam kenangan 22 tahun silam. Sebuah nama mengingatkanku atas segala perjuangan hidup yang sudah kulalui. Membuka kembali memori-memori yang sudah tersimpan rapi dalam PC alami yang luar biasa ini. Aku masih ingat betul akan setiap episode yang telah terekam, dimana ia menjadi saksi atas makna keberadaan ku disini, menjadi saksi atas setiap kekuatan mimpi yang aku gantungkan, dan menjadi saksi atas jawaban doa-doaku dalam setiap perjuangan. 22 tahun silam, Nazwa Azura , bayi mungil terlahir dari rahim seorang ibu yang luar biasa. Seorang ibu yang tak pernah kulihat keteduhan tatapannya, tak pernah kurasakan kehangatan dekapannya, dan tak pernah pula kudengar kemerduan lantunan doa-doanya. Ya, ibu meninggal dunia kurang lebih satu minggu setelah beliau melahirkanku. Kata ayah, ibu meninggal karena saat melahirkanku ibu mengalami inveksi rahim. Maklum saja, persalinan ibu hanya ditangani oleh seorang dukun ber...
Merangkai Kata, Membingkai Makna