Jika
boleh aku mengandaikan, akan ku andaikan “ini” dengan sebuah persimpangan
jalan. Yang terpenting adalah kau harus tetap berjalan. Berjalan lurus ke
depan.Walaupun engkau harus meninggalkan persimpangan jalan pertama, sebuah tempat
yang indah dimana engaku mulai melangkah, walaupun jalan yang akan engakau
tempuh itu teramat panjang, walaupun akan ada banyak persimpangan jalan
lainnya, persimpangan jalan yang mempunyai kisah yang berbeda, namun
berjanjilah, tetaplah melangkah.
Bumi
itu bulat, jika Allah mengizinkan dan menguatkan langkahmu sehingga engkau
sanggup untuk menyelesaikan perjalanmu, maka engkau akan kembali ke
persimpangan pertamamu sebagai pribadi yang lebih hebat, karna engakau telah
mendapatkan banyak pembelajaran dalam memperjuangankan sebuah tujuan dengan
sebuah perjalan yang panjang. Namun bila engkau tak mampu menempuhnya, dan
langkah mu harus terhenti di sebuah persimpangan jalan yang lain, maka itulah
yang dinamakan ketetapan Allah, sutradara untuk setiap episode kehidupan.
Engkau
tak dapat berkuasa atas segalanya, karna engkau hanyalah makhluk yang mudah
lelah dan penuh dengan keterbatasan. Maka jika engakau telah benar-benar tak
mampu melangkahkan kaki untuk berjalan, maka berhentilah pada persimpangan
jalan yang telah Allah tetapkan, percayalah, walau tak seindah persimpangan
jalan pertama, namun ia merupakan persimpangan yang terbaik dari Nya. Karna
apa? Karna persimpangan itulah yang akan bersedia menjadi tempatmu melepas
lelah setelah engakau menempuh perjalanan yang sangat panjang.
Begitulah
Kehidupan, dan begitulah cinta.
Surakarta, 25 Desember 2013
17:42
Cos Ma’arif H.L
Comments
Post a Comment