Skip to main content

KEPUTUSAN RADIKAL

Memang Allah Ta'ala, Dzat yang maha membolak-balikkan hati.
Dan Memang manusia, yang kadang (atau sering?) rapuh dalam menjaga komitmen.

Yaa.. benar saja.. Kau tahu? Baru saja telah terjadi hal paling radikal disepanjang amandemen proposal hidup gue.. yang tentu saja lahir dari sebuah kontemplasi yang panjang..menghapus salah satu mimpi yang sedari dulu sungguh kuat ubtuk diperjuangkan.. menjadi seorang Mentri RI.. hohoho…
 
Sejak dari SD, SMP, SMA.. Ingin sekali menjadi Mentri Kesehatan RI, tentu saja dengan sematan gelar dr. dan diiringi dgn SpB.

Haha…masih ingat betul, betapa mati-matian aku memperjuangkannya, bahkan sampai di sebuah titik yang memang mengharuskan aku untuk menghentikan langkah dan melanjutkanya dalam persimpangan jalan yang lain. 

Seperti yang pernah aku katakan, waktu adalah mesin penggilas terbaik, begitu juga untuk menggilas mimpi.
Menjadi bagian dari mahasiswa Keguruan dan Ilmu Pendidikan, perlahan demi perlahan, ternyata mampu memutar haluan mimpi yang dulu kuanggap hanya memiliki satu arah tujuan.

Berawal dari mimpi menjadi seorang Mentri Kesehatan RI, lalu berubah menjadi Mentri Pendidikan dan Kebudayaan. Hmmm.. tidak terlalu jauh laahhh.. intinya masih istiqomah untuk jadi mentri. Haha..

Tapi entah, beberapa saat lalu, palu sidang dalam rapat batin untuk melakukan amandemen dalam proposal hidup itu diketuk dengan menghapus salah satu poin mimpi, yaitu untuk jadi mentri. Dengan ini, keinginan dan cita-cita Cos Ma'arif H. L untuk menjadi mentri, DIHAPUSKAN!!!! Tok Tok… hahaha..

Entahlah, rasa-rasanya berfikir untuk menjadikan Indonesia sepenggal surga bagi bangsanya itu, terlalu sempit jika hanya sebatas dakwah parlemen.

Mau yang konkret dan sederhana saja.

Mau merumput dan mengakar saja.

Bukan karena meyerah atas tantangan mimpi yang dulu sempat kumunculkan sendiri. Tapi memang, ternyata memperbaiki sistem dari bawah adalah hal yang tak kalah sulit untuk menjadikan Indonesia sebagai negeri yang madani. Jika semua orang ingin memperbaiki sistem yang diatas, lantah siapa yang harus memperbaiki dan menjaga pondasi dasarnya??? Bukankah ia tak kalah penting untuk diperbaiki dan dijaga??

Makanya, mau yang konkrit-konkrit saja. Menya dan bermanfaat dalam sebuah barisan. Mendidik dan membina anak negeri secara langsung. Menjadi dosen di sebuah universitas, ataupun menjadi guru sekolah dasar bagi para generasi negeri. Syukur-syukur bisa menyapa negeri di tapal batas. Haha…

#dan yang paling utama, juga menjadi istri sholehah dan ibu yang mampu menjadi madrasah pertama dan utama bagi para malaikat kecilnya kelak… eaaaa 


Surakarta, 12 Mei 2016
21:19
Cos Ma’arif H. L

Comments

Popular posts from this blog

Urgensi Lembaga Legislatif dalam Dinamika Politik Kampus

Seiring dengan makin dikenalnya istilah student governence di lingkungan kampus, tentunya akan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang mendasar tentang apa sebenarnya student governance atau yang kita artikan sebagai pemerintahan mahasiswa. Disamping itu, pengkajian terhadap setiap tugas, peran dan fungsi dari tiap-tiap lembaga tersebut wajib kita ilhami dengan baik, sehingga sistem baku yang telah dibentuk dalam lingkungan kampus ini dapat berjalan secara dinamis dan sinergis dalam mewujudkan pemerintahan mahasiswa. Layaknya sebuah pemerintahan negara, “organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi diselenggarakan berdasarkan prinsip dari, oleh dan untuk mahasiswa”. Berangkat dari landasan tersebut, tentunya dapat kita simpulkan bahwa prinsip “dari mahasiswa, oleh mahasiswa, dan untuk mahasiswa” merupakan prinsip dasar dalam kehidupan mahasiswa. Untuk itu diperlukan suatu tatanan sistem organisasi mahasiswa untuk menjalankan prinsip-prinsip tersebut. Sistem student governe...

Yaa Muqollibal Qulub, Tsabit Qolbii 'ala Diinik

Ya, Rabb.. Bersama senja, Kau ketuk lagi hati ini. Hati yang tengah mencari arti dalam jalan yang sunyi. Kau getarkan kembali hati ini, ketika ia tengah nyaris mati tak berdetak. Kau hadirkan lagi memori itu, saat kami berada pada satu garis perjuangan yang sama. Kau ingatkan kembali pada sebuah janji yang sempat teruntai bersama tangis air mata dan doa. Yaa, Rabb. Tanpa kusampaikan lewat barisan kata pun, aku yakin, Kau mengerti apa yang ditanyakan oleh segumpal daging yang ada didalam raga ini. Aku mencintai Mu, namun bagaimana dengan ridho orang tua ku? Hendak kemana aku mencari jawaban atas kegelisahn hati ini? Aku ingin berjalan dijalan Mu. Sungguh, benar-benar ingin… Namun sungguh, aku tak tahu, hendak ku langkahkan pada persimpangn jalan yang mana langkah kaki ini. Aku hanya takut, aku salah dalam mengambil keputusan. Ketika jalan ini kau buka dengan lapang untuk menjadi jalanku untuk lebih mudah menggapai cintaMu, justru aku sia-siakan dan tutup rapat karena ketidaktah...

PPG Jalur Instan Mencetak Guru Profesional (?)

Hmm, lagi-lagi pingin membahas masalah PPG. Walaupun masalah PPG ini sudah pernah saya bahas di tulisan terdahulu dalam blog ini, boleh deh kita bahas lagi. Mumpung lagi panas :) Berbicara mengenai pengahapusan akta 4 per Juni 2014 bagi mahasiswa FKIP UNS, pasti erat hubungannya dengan isu PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang menjadi momok dan pembicaran panas di kalangan mahasiswa FKIP. PPG merupakan pendidikan lanjutan bagi setiap mahasiswa lulusan Kependidikan maupun Non   Kependidikan yang ingin tersertifikasi menjadi guru profesional.  Menurut wacana, lulusan mahasiswa FKIP mulai Juni, 2014 tidak lagi mendapatkan akta 4 sebagai syarat mereka untuk mengajar. Lantas bagaimanakah nasib para lulusan FKIP di tahun 2015 dan setelahnya? Apakah cita-cita luhur mereka untuk dapat menjadi seorang pendidik dan mengabdi pada negeri harus pupus? Ternyata pemerintah menjawab tidak. Dengan dihapusnya akta 4, pemerinah telah menyiapkan gantinya dengan mengeluarkan kebijaan unt...