Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2014

Biarkan Allah Bekerja dengan Takdir Nya

Kita, aku dan sebuah nama yang belum kutahu adanaya. Layaknya Ali dan Fatimah, kita pun bisa berkisah sama, walau mungkin tak sama persis sebagaimana mereka.  Biarkan nurani yang akan menggetarkan, biarkan Allah yang akan menuntun, hendak kemana hati akan berlabuh. Menanti cinta suci dengan perbaikan diri.  Menjawab rasa dgn tak memutus do'a pd yang Maha Memberi Cinta, terus dan terus.  Karena kuyakin, menggantungkan harapan pada Tuhan, tak akan membuahkan kecewa. Biarkan Allah yang bekerja dengan takdirnya, karena kapasitas kita sebagai manusia hanya berujung pada batas usaha dan doa. Surakarta, 30 November 2014 11:36 Cos Ma’arif H.L

Karena Cinta adalah Rahasia Nya

Mencoba mendidik cinta dengan jarak dan mengajar sayang dengan waktu, agar ia berujung pada keikhlasan. Belajar memiliki dengan berserah, berdekatan melalui jauh dan berharap semuanya semakin jernih. Kita memang lemah ketika berhadap dengan rasa, namun itulah indah dan pertanda kita masih manusia. Wajar ada jumpa ada pisah, bukan dunia yang masalah tapi surga yang jadi arah.  Jangan tanyakan apakah ini perjumpaan terakhir kali, yang kita tahu pasti hanya pada-Nya semua akan kembali. Bukan cinta yang memilihmu, tapi Allah yang memilihmu. Dan yang harus kau tahu, siapa berharap pada manusia bersiaplah untuk kecewa, siapa berharap pada Allah sungguh Dia Maha Kuasa -Ust. Felix Siauw-

Selamat Hari Guru Nasional 2014

Menjadi seorang guru tidaklah berangkat dari sebuah "kepahlawanan" untuk kemudian "mendidik", tetapi dari "mendidik" lah kemudian dia layak menjadi "pahlawan" pada hati setiap manusia lain. Menjadi Guru bukan cita-cita, namun panggilan hati dan jiwa. Ketika kita berbicara tentang hati, maka rupiah tak lagi menjadi tujuannya. Dan ketika kita berbicara tentang jiwa, maka jiwa-jiwa generasi penerus masa depan lah yang menjadi taruhannya. Karena senyum, mimpi, dan kesuksesan mereka adalah adalah bahagia milik kita. Mendidik bukanlah hal yang mudah, namun ia tak akan pernah sulit untuk dilakukan. Itulah hakikat menjadi seorang guru. Menjadi guru adalah amanah, ditangan kita lah tergenggam arah bangsa, ditangan kitalah mereka titipkan sebuah impian untuk diwujudkan. Karena kita adalah petani peradaban. Menanam sebuah harapan, merawat sebuah impian, dan menuai sebuah kesuksesan.  Wahai guru-guru hebat Indonesia, tetaplah mendidik dengan...

FABIAYYI 'AALAAI RABBIKUMAA TUKADZ-DZIBAAN

Apakah kita masih ingat, bahwa dalam setiap keping uang yang kita banggakan ada hak orang lain? Berawal dari cerita yang tlah lama ku tahu dari seorang kawan.. Hari ini benar-benar ku saksikan sosok itu. Sosok kakek yang menyambung hidup lewat kantong-kantong kacang rebus yang ia jual di pinggir jalan. Berhadapan langsung dengan aspal yang sejajar dengan tempat ia duduk. Beratap pohon rindang saja. Mungkin bisa dibilang ia seperti orang yang kurang kerjaan. Ia gelar dagangannya pada selembar karung beras yang sudah using dan ditatapnya kantong-kantong kacang itu sembari jongkok layaknya seorang peminta. Tidak banyak yang ia jual, mungkin hanya tiga puluha-an kantong saja dengan harga 2000 rupiah per kantongnya. Saat ku coba mendekatinya, dia bilang “tumbas limo (beli lima)?” Kulihat, ada harapan besar yang memanjar dari mata rabunnya. Saat ku iya-kan entah apa yang berbuncah dalam hatinya. Tapi perasaan itu dapat aku rasakan. Rasa syukur dalam mulut yang telah rontok seba...

Di Penghujung Perjuangan

Tak terasa, langkah ini pun hampir menapak pada sebuah ujung perjalan. Hampir genap tujuh bulan kami berjalan di sebuah jalan yang penuh liku. Tak terlalu panjang memang bila dibandingkan dengan jalan para kativis di luar sana, numun jalan yang tak begitu panjang ini pun mempunyai torehan cerita penuh warna bagi kami, keluarga SATU HATI. Ya, hampir dipenghujung perjalan ini, aku mengerti, mungkin kalian mulai lelah, begitupun dengan ku. Terkadang terselip futur ketika kita dituntut untuk berlalari menjelajahi beberapa percabangan jalan sekaligus. Bagaimana tidak? Hanya dengan batas satu periode kepengurusan, kita dituntut untuk mempertanggangjawabkan suatu komitment yang telah kita sepakati di awal kepengurusan. Tidak hanya satu, dua, atau tiga proker saja, bahkan mungkin kita akan merasakan lelah karena harus menjalankan empat, lima, bahkan enam proker dalam waktu yang bersamaan. Belum selesai kita mengkonsep suatu acara, ada amanah lain yang menagih untuk diselesaikan. Tapi ...