Tak
terasa, langkah ini pun hampir menapak pada sebuah ujung perjalan. Hampir genap
tujuh bulan kami berjalan di sebuah jalan yang penuh liku. Tak terlalu panjang
memang bila dibandingkan dengan jalan para kativis di luar sana, numun jalan
yang tak begitu panjang ini pun mempunyai torehan cerita penuh warna bagi kami,
keluarga SATU HATI.
Ya,
hampir dipenghujung perjalan ini, aku mengerti, mungkin kalian mulai lelah,
begitupun dengan ku. Terkadang terselip futur ketika kita dituntut untuk
berlalari menjelajahi beberapa percabangan jalan sekaligus. Bagaimana tidak?
Hanya dengan batas satu periode kepengurusan, kita dituntut untuk
mempertanggangjawabkan suatu komitment yang telah kita sepakati di awal kepengurusan.
Tidak hanya satu, dua, atau tiga proker saja, bahkan mungkin kita akan
merasakan lelah karena harus menjalankan empat, lima, bahkan enam proker dalam
waktu yang bersamaan. Belum selesai kita mengkonsep suatu acara, ada amanah
lain yang menagih untuk diselesaikan. Tapi ingat, percayalah kawan, itu semua
karena engkau adalah orang pilihan. Pundakmu lah yang dirasa lebih kuat untuk
mengemban amanah-amanah tersebut.
Hari
ini, 08 November. Aku mengerti akan makna sebuah ukhwah dalam suatu perjuangan.
Rintik hujan sore ini menemani kami walau hanya untuk sekedar bercerita,
mengungkap sebuah rasa yang memang sepatutnya harus tersampaiakan. Tapi siapa
sangka, berawal dari cerita tersebut, kami tersadar, dipenghujung perjalan
kami, banyak langkah yang tak sekokoh dulu. Akupun juga mengerti, mungkin tak
hanya kaki yang mulai lelah, mungkin juga ada kecewa dari dalam diri kita,
sebuah rasa yang bermula dari sebuah perbedaan. Sahabat, tapi apakah engkau
rela bila kekecewaan itu menjadi setitik nila dalam perjuangan kita? Manusia
boleh saja merasa kecewa, tapi apalah arti kecewa jika ia hanya merusak
keutuhan cinta dalam sebuah ikatan dalam jalan juang ini. Kita boleh saja
berbeda, Tapi bukankah perbedaan harusnya mampu menambah warna sebuah ikatan
kekeluargaan, serta menjadi penyempurna sebuah
kekurangan?
Mungkin
kita beranggapan, “kita butuh kesejenakan”. Ya, sejenak adalah bagian penting
dalam kehidupan kita. Tapi, kesejenakan bukan keseluruhan kehidupan itu
sendiri. Kesejenakan adalah hanya sebagian waktu singkat yang diambil untuk
menenangkan diri agar mampu menghadapi kehidupan. Namun kenyataannya, hampir keseluruhan
kehidupan kita adalah pergerakan. Sejenak bernuansa ketenangan. Sedangkan
bergerak mencirikan sebuah kedinamisan kehidupan. Oleh karena itu, pada
dasarnya kita bukan sedang membutuhkan “pengasingan diri dalam kesejenakan”
namun, kita hanya membutuhkan “ketenangan dalam sebuah kesejenakan”. Ketenangan
jiwa bersama Rabb nya, karena setiap jiwa selalu membutuhkan waktu untuk lebih
dekat dengan Rabb nya.
Kawan,
jika kita telah mendapat ketenangan dalam kesejenakan kita bersama Rabb kita, marilah
kita kembali pulang, kembali pulang ke rumah satu hati. Karena disini ada
sebuah keluarga yang selalu menanti kedatangan kita, yang selalu berharap agar kita
tak berjalan pergi terlampau jauh diluar sana. Apakah kalian ingat dengan
jargon ini, kawan? POSDM Fighter.. Bisa! Satukan Hati, Luar Biasa! Solid,
Hebat, Bersemangat! Jujur, aku rindu meneriakkan jargon tersebut bersama
“full” squad POSDM Satu Hati ;)
Semoga
Allah selalu rekatkan ukhwah kita dalam menjalani langkah yang seolah telah
berada di penghujung perjuangan ini, ya.. walau sejatinya langkah kita masihlah
teramat panjang.
Sahabat,
itulah sebuah harapku untuk keluarga kecil ini. Biarlah ungkapan rasa yang
telah tersampaikan itu menjadi penutup cerita di senja ini, dan biar tetes air
mata ini menjadi bukti bahwa ada cinta di Satu Hati. Salam dariku yang sedang
merindu. Cinta kalian karena Allah J
Nurul Huda UNS, 08 November 2014
17:48
Cos Ma’arif H. L
Comments
Post a Comment