Skip to main content

Ngabuburit #24: Allah, Aku Tak Sanggup MencintaiMu

Oh Allah….
Aku masih ingat,
saat pertama dulu aku belajar mencintai-Mu,
Kajian demi kajian tarbiyah kupelajari,
Tentang cinta para nabi,
Tentang kasih para sahabat,
Tentang mahabbah orang shalih,
Tentang kerinduan para syuhada.

Lalu kutanam di jiwa dalam-dalam,
kutumbuhkan dalam jiwa yang akan selalu haus akan kasihMu

Tapi Allah…
Berbilang hari demi hari dan kemudian tahun berlalu,
ku masih juga tak menemukan,
cinta tertinggi untuk-Mu,
aku makin merasakan gelisahku memadai,
dalam cita yang mengawang,
sedang kakiku mengambang,
hingga aku terhempas dalam jurang dan kegelapan.

Allahu Rahiim…. Illahi Rabbii….
perkenankanlah aku mencintai-Mu semampuku….
Perkenankanlah aku mencintai-Mu, sebisaku….
Dengan segala kelemahanku….

Illahi….
aku tak sanggup mencintai-Mu,
dengan kesabaran menanggung derita.
umpama Nabi Ayyub, Musa, Isa hingga Al-Mustafa.
Karena itu ijinkan aku mencintai-Mu,
melalui keluh kesah pengaduanku pada-Mu,
atas derita batin dan ragaku,
atas sakit dan ketakutanku.

Allahu Rabbi….
aku tak sanggup mencintai-Mu,
seperti Abu Bakar, yang menyedekahkan seluruh hartanya
dan hanya meninggalkan Engkau dan Rasul-Mu,
bagi diri dan keluarganya.
atau layaknya Umar, yang menyerahkan separuh hartanya demi jihad.
atau Ustman yang menyerahkan 1000 ekor kuda untuk syiarkan Dien-Mu.

Oh Allah….
aku tak sanggup mencintai-Mu,
dengan khusyuknya shalat seperti salah seorang sahabat nabi-Mu,
hingga tiada terasa anak panah musuh terhujam di kakinya.

Karena itu Ya Allah….
perkenankanlah aku tertatih menggapai cinta-Mu,
dalam shalat yang coba kudirikan dengan terbata-bata,
meski ingatan kadang melayang ke berbagai permasalahan dunia.

Allah….
aku tak dapat beribadah ala orang-orang shalih,
atau bagai para al-hafidz dan hafidzah,
yang membaktikan seluruh malamnya untuk bercinta dengan-Mu,
dalam satu putaran malam.

Perkenankanlah aku mencintai-Mu,
melalui satu-dua rakaat shalat lailku,
atau sekedar sunnah nafilahku,
selembar dua lembar tilawah harianku,
lewat lantunan seayat dua ayat hafalanku.

Allah….
aku tak sanggup mencintaiMu,
semisal para syuhada yang menjual dirinya dalam jihad bagi-Mu

Maka perkenankanlah aku mencintai-Mu,
dengan mempersembahkan sedikit bakti dan pengorbanan untuk dakwahMu,
dengan sedikit pengajaran bagi tumbuhnya generasi baru.

Allahu Kariim….
aku tak sanggup mencintai-Mu di atas segalanya,
ijinkan aku mencintai-Mu dengan mencintai keluargaku,
membawa mereka pada nikmatnya hidayah dalam naungan Islam,
manisnya iman dan ketabahan.
Dengan mencintai sahabat-sahabatku,
mengajak mereka untuk lebih mengenal-Mu,
dengan mencintai manusia dan alam semesta…

Perkenankanlah aku mencintai-Mu semampuku, Yaa Allah…
Agar cinta itu mengalun dalam jiwa….
Agar cinta ini mengalir di sepanjang nadiku….

24 Ramadhan 1439 H
Masjid As-Salam
17.07
Cos Ma'arif H.L

Comments

Popular posts from this blog

Urgensi Lembaga Legislatif dalam Dinamika Politik Kampus

Seiring dengan makin dikenalnya istilah student governence di lingkungan kampus, tentunya akan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang mendasar tentang apa sebenarnya student governance atau yang kita artikan sebagai pemerintahan mahasiswa. Disamping itu, pengkajian terhadap setiap tugas, peran dan fungsi dari tiap-tiap lembaga tersebut wajib kita ilhami dengan baik, sehingga sistem baku yang telah dibentuk dalam lingkungan kampus ini dapat berjalan secara dinamis dan sinergis dalam mewujudkan pemerintahan mahasiswa. Layaknya sebuah pemerintahan negara, “organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi diselenggarakan berdasarkan prinsip dari, oleh dan untuk mahasiswa”. Berangkat dari landasan tersebut, tentunya dapat kita simpulkan bahwa prinsip “dari mahasiswa, oleh mahasiswa, dan untuk mahasiswa” merupakan prinsip dasar dalam kehidupan mahasiswa. Untuk itu diperlukan suatu tatanan sistem organisasi mahasiswa untuk menjalankan prinsip-prinsip tersebut. Sistem student governe...

Yaa Muqollibal Qulub, Tsabit Qolbii 'ala Diinik

Ya, Rabb.. Bersama senja, Kau ketuk lagi hati ini. Hati yang tengah mencari arti dalam jalan yang sunyi. Kau getarkan kembali hati ini, ketika ia tengah nyaris mati tak berdetak. Kau hadirkan lagi memori itu, saat kami berada pada satu garis perjuangan yang sama. Kau ingatkan kembali pada sebuah janji yang sempat teruntai bersama tangis air mata dan doa. Yaa, Rabb. Tanpa kusampaikan lewat barisan kata pun, aku yakin, Kau mengerti apa yang ditanyakan oleh segumpal daging yang ada didalam raga ini. Aku mencintai Mu, namun bagaimana dengan ridho orang tua ku? Hendak kemana aku mencari jawaban atas kegelisahn hati ini? Aku ingin berjalan dijalan Mu. Sungguh, benar-benar ingin… Namun sungguh, aku tak tahu, hendak ku langkahkan pada persimpangn jalan yang mana langkah kaki ini. Aku hanya takut, aku salah dalam mengambil keputusan. Ketika jalan ini kau buka dengan lapang untuk menjadi jalanku untuk lebih mudah menggapai cintaMu, justru aku sia-siakan dan tutup rapat karena ketidaktah...

PPG Jalur Instan Mencetak Guru Profesional (?)

Hmm, lagi-lagi pingin membahas masalah PPG. Walaupun masalah PPG ini sudah pernah saya bahas di tulisan terdahulu dalam blog ini, boleh deh kita bahas lagi. Mumpung lagi panas :) Berbicara mengenai pengahapusan akta 4 per Juni 2014 bagi mahasiswa FKIP UNS, pasti erat hubungannya dengan isu PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang menjadi momok dan pembicaran panas di kalangan mahasiswa FKIP. PPG merupakan pendidikan lanjutan bagi setiap mahasiswa lulusan Kependidikan maupun Non   Kependidikan yang ingin tersertifikasi menjadi guru profesional.  Menurut wacana, lulusan mahasiswa FKIP mulai Juni, 2014 tidak lagi mendapatkan akta 4 sebagai syarat mereka untuk mengajar. Lantas bagaimanakah nasib para lulusan FKIP di tahun 2015 dan setelahnya? Apakah cita-cita luhur mereka untuk dapat menjadi seorang pendidik dan mengabdi pada negeri harus pupus? Ternyata pemerintah menjawab tidak. Dengan dihapusnya akta 4, pemerinah telah menyiapkan gantinya dengan mengeluarkan kebijaan unt...