Skip to main content

Jadi mahasiswa kura-kura?? Why not??



Who are you?? Mahasiswa Kupu-kupu, mahasiswa kunang-kunang, mahasiswa kura-kura??? Check this out!!!

Kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang) adalah tipe mahasiswa yang sukanya pulang sehabis kuliah, karena ngga ada kesibukan. Mahasiswa tipe ini seringkali merasa bahwa kuliah itu tidak boleh diganggu gugat sehingga ia hanya fokus pada kuliah saja.

Kunang-kunang (kuliah nangkring-kuliah nangkring) adalah tipe mahasiswa yang selesai kuliah sukanya nangkring/nongkrong bersama teman-teman. Sebenarnya hal ini cukup positif, agar bisa bergaul dan bersosialisasi. Namun jika terlalu sering dilakukan, jadinya bisa jadi tidak bermanfaat. 

Kura-kura (kuliah rapat-kuliah rapat) adalah tipe mahasiswa yang aktif dan suka ikut organisasi atau kepanitiaan, sehingga sehabis kuliah langsung rapat. Semakin banyak kegiatan yang diikuti, semakin banyak rapat yang harus dihadiri.

Tipe mahasiswa yang manakah kamu? Kupu-kupu, kunang-kunang, atau kura-kura?
Kalau kamu tipe kupu-kupu dan kunang-kunang, saya sarankan kamu untuk mulai belajar untuk jadi kura-kura! Kenapa begitu?

Dengan aktif di organisasi dan kepanitiaan, kamu akan mendapatkan banyak pengalaman dan pelajaran yang bermanfaat. Kamu akan mengenal banyak orang, memahami berbagai tipe orang, belajar bagaimana caranya bekerja bersama rekan-rekan satu tim, cara mengatasi masalah, melatih diri bertanggung jawab, melatih kepercayaan diri berkomunikasi dan kepemimpinan.  Pengalaman tersebut yang akan sangat berguna saat kamu memulai bekerja atau mengabdi di masyarakat. 

Memang bagi yang tidak terbiasa, hal itu akan terasa berat. Repot sana-sini, mengikuti rapat ini itu, bahkan harus mengorbankan waktu senggang demi acara atau organisasi. Tapi percaya deh sama saya, hal itu bakal benar-benar worthed! Kamu akan punya segudang pengalaman yang sangat berguna dan patut untuk dikenang. 

Masih ada lagi manfaat lainnya. Di era seperti saat ini yang kompetisinya semakin tinggi, semakin banyak fresh graduate yang berjuang keras mendapatkan pekerjaan impian. Lalu apa yang membedakan kamu dengan para pesaing lainnya? Tentu saja pengalaman berorganisasi! Lulusan yang memiliki pengalaman berorganisasi dan nilai akademik yang baik akan lebih dihargai dibandingkan lulusan yang nilai akademiknya saja yang tinggi namun pengalamannya NOL besar.

Terkadang, bagi dunia krja dan bermasyarakat, yang terpenting bukanlah seberapa bagus nilai akademik kita, namun soft skill yang kita miliki. Karena seringkali, ilmu yang kita dapatkan dari kelas di perkuliahan, tidak sepenuhnya 100% digunakan  di dunia nyata. Ngga hanya berlaku untuk kamu yang ingin memiliki karir dengan bekerja di perusahaan saja, namun pengalaman juga penting untuk kamu yang ingin jadi pengusaha! Dengan pengalaman organisasi, tentu kamu akan memiliki leadership dan management skill yang sangat bermanfaat dalam bisnis. Seorang bos tentu harus lebih pintar dibanding pegawainya dong? Jangan sampai kamu kalah pengalaman!

Mumpung masih muda, asahlah leadership skill dan soft skill lainnya dengan bergabung di organisasi dan kepanitiaan! Galilah pengalaman sebanyak-banyaknya dan jadilah individu yang kaya ilmu. 

Jadi ‘kura-kura’ yuk!



Surakarta, 20 Juni 2013

20:32
Cos Ma’arif H. L

 

Comments

Popular posts from this blog

Urgensi Lembaga Legislatif dalam Dinamika Politik Kampus

Seiring dengan makin dikenalnya istilah student governence di lingkungan kampus, tentunya akan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang mendasar tentang apa sebenarnya student governance atau yang kita artikan sebagai pemerintahan mahasiswa. Disamping itu, pengkajian terhadap setiap tugas, peran dan fungsi dari tiap-tiap lembaga tersebut wajib kita ilhami dengan baik, sehingga sistem baku yang telah dibentuk dalam lingkungan kampus ini dapat berjalan secara dinamis dan sinergis dalam mewujudkan pemerintahan mahasiswa. Layaknya sebuah pemerintahan negara, “organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi diselenggarakan berdasarkan prinsip dari, oleh dan untuk mahasiswa”. Berangkat dari landasan tersebut, tentunya dapat kita simpulkan bahwa prinsip “dari mahasiswa, oleh mahasiswa, dan untuk mahasiswa” merupakan prinsip dasar dalam kehidupan mahasiswa. Untuk itu diperlukan suatu tatanan sistem organisasi mahasiswa untuk menjalankan prinsip-prinsip tersebut. Sistem student governe...

Yaa Muqollibal Qulub, Tsabit Qolbii 'ala Diinik

Ya, Rabb.. Bersama senja, Kau ketuk lagi hati ini. Hati yang tengah mencari arti dalam jalan yang sunyi. Kau getarkan kembali hati ini, ketika ia tengah nyaris mati tak berdetak. Kau hadirkan lagi memori itu, saat kami berada pada satu garis perjuangan yang sama. Kau ingatkan kembali pada sebuah janji yang sempat teruntai bersama tangis air mata dan doa. Yaa, Rabb. Tanpa kusampaikan lewat barisan kata pun, aku yakin, Kau mengerti apa yang ditanyakan oleh segumpal daging yang ada didalam raga ini. Aku mencintai Mu, namun bagaimana dengan ridho orang tua ku? Hendak kemana aku mencari jawaban atas kegelisahn hati ini? Aku ingin berjalan dijalan Mu. Sungguh, benar-benar ingin… Namun sungguh, aku tak tahu, hendak ku langkahkan pada persimpangn jalan yang mana langkah kaki ini. Aku hanya takut, aku salah dalam mengambil keputusan. Ketika jalan ini kau buka dengan lapang untuk menjadi jalanku untuk lebih mudah menggapai cintaMu, justru aku sia-siakan dan tutup rapat karena ketidaktah...

PPG Jalur Instan Mencetak Guru Profesional (?)

Hmm, lagi-lagi pingin membahas masalah PPG. Walaupun masalah PPG ini sudah pernah saya bahas di tulisan terdahulu dalam blog ini, boleh deh kita bahas lagi. Mumpung lagi panas :) Berbicara mengenai pengahapusan akta 4 per Juni 2014 bagi mahasiswa FKIP UNS, pasti erat hubungannya dengan isu PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang menjadi momok dan pembicaran panas di kalangan mahasiswa FKIP. PPG merupakan pendidikan lanjutan bagi setiap mahasiswa lulusan Kependidikan maupun Non   Kependidikan yang ingin tersertifikasi menjadi guru profesional.  Menurut wacana, lulusan mahasiswa FKIP mulai Juni, 2014 tidak lagi mendapatkan akta 4 sebagai syarat mereka untuk mengajar. Lantas bagaimanakah nasib para lulusan FKIP di tahun 2015 dan setelahnya? Apakah cita-cita luhur mereka untuk dapat menjadi seorang pendidik dan mengabdi pada negeri harus pupus? Ternyata pemerintah menjawab tidak. Dengan dihapusnya akta 4, pemerinah telah menyiapkan gantinya dengan mengeluarkan kebijaan unt...