“Bangsa
yang besar adalah bangsa yang menghargai perjuangan para pahlawannya” Ya,
sebuah quote yang tepat untuk mengawali tulisanku ini, sebagai pesan dan
renungan untuk para sahabat-sahabatku, khususnya untuk diriku sendiri, agar
kita bisa menjadi generasi yang lebih baik lagi.
Genap
68 tahun silam Jembatan Merah kota Surabaya menjadi saksi bisu perjuangan para
pahlawan kita dalam mempertahankan kemerdekaan NKRI dari tangan Belanda. Pertumpahan
darah dan pertaruhan nyawa telah mereka korbankan untuk Indonesia.
Kawan,
pernah kah kita bertanya kepada diri kita ini, Apa yang telah kita berikan
untuk negeri ini? Sudah banggakah Indonesia memiliki kita, wahai para generasi
muda? Ya, dua buah pertanyaan yang sebenarnya membuat diri ini malu dengan
gelarku sebagai mahasiswa. Mahasiswa sering dikenal sebagai Agent of Change. Namun
sudah pantaskah kita menyandang gelar tersebut? Sebenarnya tak hanya mahasiswa
saja, engkau para generasi terpelajar, para laskar cendekiawan, di pundak kitalah
bangsa Indonesia menaruh harapan untuk mewujudkan cita-cita luhur bangsa ini,
melakukan perubahan untuk bangsa ini
agar ia menjadi bangsa yang besar. Begitu besar pahlawan-pahlawan kita menaruh
kepercayaan kepada kita untuk melanjutkan perjuangan mereka. Namun, sejauh mana
amanah ini kita emban? Seberapa banyak karya yang telah kita hasilkan?? 1000??
100?? 10?? 1?? Atau belum ada sama sekali?? Renungkanlah kawan, tak perlulah
kita menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dengan sebuah jawaban kata-kata.
2013,
tak perlu lagi kita menyingsingkan lengan, mengangkat senjata untuk berperang
melawan antek-antek Belanda. Peperangan kita tak lagi peperangan senjata. Namun
kita harus ingat, Indonesia masih dalam belenggu penjajahan, belenggu
penjajahan dengan fase peperangan yang lain, yaitu fase perang pemikiran.
Taukah engakau kawan, bangsa ini sedang dijajah dengan peperangan yang terkemas
rapi, hingga terkadang kita tak menyadari bahwa sebenarnya pertahanan kita
telah mereka dobrak melalui celah-celah politik, ekonomi, social, bahkan budaya.
Masih berdiam dirikah kita dengan keadaan bangsa ini? Tak iba kah kau dengan
para nasib rakyat-rakyat kecil kita yang kian hari kian tercekik dengan
ombang-ambing permainan globalisasi ini? Relakah kau bila negeri tercinta ini
terus saja dikuasi oleh negara-negara adidaya itu???
Wahai
sahabat, kitalah pemegang tongkat estafet kemerdekaan Indonesia. Engakau yang
berstatus pelajar, belajarlah, persiapkanlah dirimu untuk berjuang menghadapi
tantangan global ini. Engkau para mahasiswa, berkaryalah untuk mengangkat
derajat bangasa ini dengan karya-karya di bidangmu, hingga suatu hari nanti
negara kita lah yang akan menjadi negara adidaya, yang tak perlu mengimpor
beras dan bahan makanan lainnya dari Negara tetangga, karna kita mempunyai
sumber daya alam dan insinyur-insinyur muda di bidang pangan dan pertanian yang
mampu mensejahterakan bangsa ini dari krisis pangan, gizi buruk, dan busung
lapar. Hingga suatu hari nanti tak perlulah kita mengimpor alat-alat elektronik
dari Jepang, Cina, dll, karna kita mempunyai
teknisi-teknisi muda di bidang elektronik dan informatika yang mampu merancang
elektronik-elektronik canggih yang membuat Negara kita siap menghadapi
persaingan global nanti. Hingga suatu hari nanti tidak ada bangsa Indonesia
yang meninggal dunia karena rendahnya kualitas fasilitas dan tenaga kesehatan
karna kita mempunyai dokter2, bidan, perawat muda yang berkualitas yang mampu menurunkan
angka kematian bangsa Indonesia dan mewujudkan visi Indonesia sehat. Hingga
suatu hari nanti budaya2 korea, dan budaya barat tidak lagi menggeser
eksistensi budaya Indonesia, karna kita mempunyai para seniman2 muda yang mampu
melestarikan dan mengembangkan budaya Indonesia hingga akhirnya budaya kita lah
yang akan mejamur dan menjadi idola di Negara-negara mereka. Dan masih banyak
lagi peran para generasi2 muda yang lain untuk menjadikan Negara Indonesia ini
menjadi negara adidaya.
Dan
satu lagi pesan special untuk para sahabat-sahabat seperjuanganku, para calon
pendidik, calon guru, calon dosen. Perlu kita ketahui kawan, kita lah yang akan
melahirkan generasi insinyur2 muda itu,
para teknisi, dokter, bidan, perawat, peneliti, bahkan presiden sekalipun.
Kitalah tonggak awal penentu perjuangan mereka. Amanah yang sangat besar untuk
melahirkan generasi-genari berkualitas seperti mereka. Namun kita juga harus
ingat, peran guru tidak hanya sekedar mecerdaskan dan menjadikan mereka menjadi
orang-orang yang hebat yang mempu menjadikan Indonesia ini menjadi Negara
adidaya seperti yang telah disebutkan diatas. Namun hal yang paling penting
dari semua itu adalah, kita jugalah pembentuk karakter mereka. Sungguh akan
menjadi sebuah bencana jika suatu negeri mempunya bangsa yang cerdas namun tak
bermoral dan berakhlaq. Ini adalah amanah terbesar kita, baik-buruknya akhlaq
dan karakter yang dimiliki oleh generasi kita menjadi tanggung jawab besar bagi
kita, para pendidik bangsa. Tanamkanlah sedini mungkin pendidikan karakter bagi
mereka, pendidikan karakter yang berdasarkan agama, norma, dan akhlaq, sehingga
mereka dapat menjadikan Indonesia menjadi Negara adidaya yang berkarakter dan
berakhlaq.
Wahai
engakau para anak bangsa, bangkit dan berkaryalah untuk untuk Indonesiaa,
berjuanglah, dan jadilah motor penggerak perubahan untuk Indonesia yang lebih
baik. Hidup Mahasiswa, Jayalah Indonesia ku!!
Surakarta, 10 November
2013
09:24
Cos Ma’arif H. L
Just wanna Share :)
ReplyDelete