Skip to main content

Merajut Ukhuwah di 29 Ramadhan 1435H



29 Ramadhan penuh berkah, alhamdulillah diijinkan berjumpa lagi dengan sahabat lama SMA. Mengingat lagi, banyak kisah yang kita toreh disana. Ada rindu yang tersemai, ada tawa yang menderai, ah aku tak bisa berkata-kata. Hari ini begitu luar biasa, ukhwah ini ternyata masih hangat. Mereka masih sama, mereka masih sahabat-sahabat terhebat sepanjang masa.

Mulanya, dulu, dulu sekali, dan masih bersisa hingga sekarang, aku takut menghadapi perpisahan. Begitu takut menghadapi dunia kampus yang katanya liar dan tak menjanjikan perbaikan iman. Harus keluar dari kondisi aman dan menawarkan begitu banyak kenyamanan. Namun ternyata aku salah, Allah selalu memberikan sahabat-sahabat terbaik dimanapun aku berada. Allah pertemukan aku dengan sahabat-sahabat baru yang selalu mengajarkan ku akan cinta yang maha Agung, cinta yang tak lain hanya kepadaMu. Ya, di kampusku inilah aku mulai berproses, bahkan hingga hari ini pun insyaAllah akan masih tetap dalam proses tersebut, proses yang insyaAllah akan menjadikanku pribadi yang jauh lebih baik dari dulu.

Hmm, proses.. Dalam konteks ini aku lebih senang menyebutnya dengan kata “Hijrah Kehidupan”. Kehidupan adalah sebuah proses yang dinamis, sebuah proses yang sarat dengan perubahan. Karenanya hidup tak seharusnya statis. Ada hijrah dalam setiap perubahan, ada perubahan yang harus diperjuangakan dalam sebuah pengorbanan, dan ada pengorbanan yang harus diperjuangkan dalam setiap proses menuju ke kehidupan yang lebih baik. Ada kehidupan berarti ada proses, ada proses tentulah ada perubahan yang terlihat, baik perubahan dari luar maupun perubahan dari dalam, baik dari penampilan, maupun dari akhlaq perbuatan.

Ya, sebenarnya perubahan dari proses inilah yang awal membuatku ragu untuk bertemu dengan mereka, para sahabat terbaikku. Jujur, ada beberpa perubahan dari penampilanku saat ini. Dahulu, celana jeans menjadi celana favourite yang selalu aku kenakan kemanapun aku pergi, update model hijab trendy pun menjadi salah satu kebanggaan bagiku dalam berhias diri, tapi alhamdulillah itu dulu, sekarang aku lebih megerti. Namun entah mengapa ada rasa yang mengganjal saat hendak bertemu dengan mereka. Bukannya aku tak nyaman dengan perubahanku, bukan! Syukur yang tak pernah bisa aku gambarkan karena Allah memberikan kemudahan bagiku untuk memahami proses hijrah kehidupan ini. Namun, terlihat asingkah “aku yang sekarang” dimata mereka? Ah, kuharap tidak! Kuharap mereka bisa menerima perubahanku saat ini, dan yang terpenting, semoga mereka tetap menganggapku sebagai sahabat yang menyenangkan untuk mereka.

Rasa ragu tetap saja masih menggelayut di benak ku, tapi rasa rinduku begitu membuncah. Kuputuskan untuk tetap menemui mereka, entah bagaimanapun cara pandang mereka dengan aku yang saat ini.

29 Ramadhan senja ini, hujan pun ternyata ingin bertegur sapa dengan kami. Pukul 17.00 WIB, hujan memang tak turun terlalu deras, tapi ia cukup mampu untuk membasahi gamis biru yang kukenakan saat ini. Namun tak apalah, biarkan tetes hujan yang membasahiku sore ini menjadi saksi, betapa rinduku pada mereka tak mampu terhalang oleh apapun.

17.30 WIB, aku tiba di rumah salah seorang sahabatku, Laahtakana Ruhma Vemanda. Sesuai dugaanku (pasti dia belum selesai bersiap-siap), dan ternyata memang benar, mandi sore saja dia belum. Dan alhasil, dia pun harus ribet sana sini dulu untuk bersiap diri, mondar-mandir mulu, udah mirip kaya setrikaan deh pokoknya, Hmm, Laah Laah, tapi aku suka dengan tingkahmu yang seperti itu, lucuuu :D

Selang beberapa menit kedua temanku yang lain pun datang, Anisa Hanifah dan Virna Oktaviana. Dan WOW, aku terkejut, salah satu temanku yang dahulu tak berjilbab, kulihat sore itu ia nampak cantik dengan jilbab merah jambu yang membalut kepalanya. Dan tak hanya itu, akupun kembali dikejutkan dengan penampilan Laah sore itu, ia nampak jauh lebih anggun dengan penampilan barunya. Jilbab yang ia kenakan lebih syar’i! Jilbab yang tak transparant dan lebih lebar dari biasanya menjadikannya sebagai muslimah yang begitu anggun. Subhanallah, maha suci Allah dengan segala ketentuannya. Saat aku berproses dengan sahabat-sahabat baruku disini, ternyata mereka pun juga tengah melalui proses yang sama ditempat mereka masing-masing. Alhamdulillah Yaa Rabb, Engkau pilih kami sebagai orang-orang yang Engkau ringankan langkahnya untuk berhijrah. Aku tahu, langakah dalam hijrah kami ini baru langkah awal, langkah yang masih rapuh, langkah yang masih panjang untuk menuju syurgaMu. Namun teguhkanlah langkah kami untuk menuju Syurga Mu Yaa Rabb. Bimbing kami, mudahkanlah, ringankanlah langkah kami dalam hijrah kehidupan ini. Berikanlah sahabat-sahabat terbaik kepada sahabat-sahabatku saat kami harus kembali terpisah oleh jarak dan waktu, agar tetap terjaga iman kami, agar tetap istiqomah jalan kami.

Senja ini, Kudapati ukhuwah itu semakin mewangi. Meski terpisah oleh jarak, sibuk dengan masing-masing aktivitas, sibuk dengan tugas-tugas, hingga waktu terasa sempit untuk bertemu. Dan Allah jadikan sebuah pertemuan singkat sebagai penawarnya. Tanpa ada sedikit penyesalan dalam pertemuan singkat ini, mana mungkin ada nikmat yang mampu kita cecap? Indah nian cara Allah untuk membuat hamba-hamba-Nya menghargai perjumpaan, perjumpaan yang insyaAllah akan menambah semangat kami untuk terus melangkah dalam hijrah kehidupan ini.

29 Ramadhan 1435H, Engkau jadikan hati-hati kami saling tertaut dan mengisi kembali. Suasana harum yang masih tercium, ifthor dengan kalian, para sahabat terbaik hingga hari ini. Semoga Allah mengijinkan kita agar dapat bersua kembali.

Teruntuk sahabat-sahabatku, Laah, Virna, Mita, Ninis.. Ana ukhibukifillah yaa ukhti :’)

Surakarta, 27 Juli 2014
23:53 WIB
Cos Ma’arif H. L



Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Urgensi Lembaga Legislatif dalam Dinamika Politik Kampus

Seiring dengan makin dikenalnya istilah student governence di lingkungan kampus, tentunya akan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang mendasar tentang apa sebenarnya student governance atau yang kita artikan sebagai pemerintahan mahasiswa. Disamping itu, pengkajian terhadap setiap tugas, peran dan fungsi dari tiap-tiap lembaga tersebut wajib kita ilhami dengan baik, sehingga sistem baku yang telah dibentuk dalam lingkungan kampus ini dapat berjalan secara dinamis dan sinergis dalam mewujudkan pemerintahan mahasiswa. Layaknya sebuah pemerintahan negara, “organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi diselenggarakan berdasarkan prinsip dari, oleh dan untuk mahasiswa”. Berangkat dari landasan tersebut, tentunya dapat kita simpulkan bahwa prinsip “dari mahasiswa, oleh mahasiswa, dan untuk mahasiswa” merupakan prinsip dasar dalam kehidupan mahasiswa. Untuk itu diperlukan suatu tatanan sistem organisasi mahasiswa untuk menjalankan prinsip-prinsip tersebut. Sistem student governe...

Yaa Muqollibal Qulub, Tsabit Qolbii 'ala Diinik

Ya, Rabb.. Bersama senja, Kau ketuk lagi hati ini. Hati yang tengah mencari arti dalam jalan yang sunyi. Kau getarkan kembali hati ini, ketika ia tengah nyaris mati tak berdetak. Kau hadirkan lagi memori itu, saat kami berada pada satu garis perjuangan yang sama. Kau ingatkan kembali pada sebuah janji yang sempat teruntai bersama tangis air mata dan doa. Yaa, Rabb. Tanpa kusampaikan lewat barisan kata pun, aku yakin, Kau mengerti apa yang ditanyakan oleh segumpal daging yang ada didalam raga ini. Aku mencintai Mu, namun bagaimana dengan ridho orang tua ku? Hendak kemana aku mencari jawaban atas kegelisahn hati ini? Aku ingin berjalan dijalan Mu. Sungguh, benar-benar ingin… Namun sungguh, aku tak tahu, hendak ku langkahkan pada persimpangn jalan yang mana langkah kaki ini. Aku hanya takut, aku salah dalam mengambil keputusan. Ketika jalan ini kau buka dengan lapang untuk menjadi jalanku untuk lebih mudah menggapai cintaMu, justru aku sia-siakan dan tutup rapat karena ketidaktah...

PPG Jalur Instan Mencetak Guru Profesional (?)

Hmm, lagi-lagi pingin membahas masalah PPG. Walaupun masalah PPG ini sudah pernah saya bahas di tulisan terdahulu dalam blog ini, boleh deh kita bahas lagi. Mumpung lagi panas :) Berbicara mengenai pengahapusan akta 4 per Juni 2014 bagi mahasiswa FKIP UNS, pasti erat hubungannya dengan isu PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang menjadi momok dan pembicaran panas di kalangan mahasiswa FKIP. PPG merupakan pendidikan lanjutan bagi setiap mahasiswa lulusan Kependidikan maupun Non   Kependidikan yang ingin tersertifikasi menjadi guru profesional.  Menurut wacana, lulusan mahasiswa FKIP mulai Juni, 2014 tidak lagi mendapatkan akta 4 sebagai syarat mereka untuk mengajar. Lantas bagaimanakah nasib para lulusan FKIP di tahun 2015 dan setelahnya? Apakah cita-cita luhur mereka untuk dapat menjadi seorang pendidik dan mengabdi pada negeri harus pupus? Ternyata pemerintah menjawab tidak. Dengan dihapusnya akta 4, pemerinah telah menyiapkan gantinya dengan mengeluarkan kebijaan unt...