Tak salah memang, kita sebagai manusia memiliki berjuta keinginan
untuk mendapatkan sebuah eksistensi. Karena pada setiap diri manusia, sekecil
apapun, ia pasti mengharapkan sebuah pengakuan. Entah pengakuan dari sesama
hamba, atau pengakuan termulia yang diberikan oleh Nya. Semua tergantung
bagaimana kita meniatkan dan memainkan proses dalam pencapaian tersebut.
Manusia, adalah makhluk yang akan senantiasa berkelana dalam sebuah
pencarian, pencarian apapun itu. Dan sejatinya, sebagai makhluk yang dibekali
akal dan rasa oleh Rabnya, adalah sebuah keniscayaan jika kita selalu berada
dalam pencarian pada sebuah ruang ketidakpastian.
Ketidakpastian??
Ya... Seperti yang sering aku katakan, hidup di dunia memang tak
akan pernah lepas dari perkara pilihan dan konsekuensi. Setiap sudut kehidupan
memiliki berbagai macam pilihan lengkap dengan konsekuensinya. Dan sejatinya,
tak ada manusia yang mampu memberikan kepastian terhadap detail konsekuensi
yang kita gambarkan dari tiap-tiap pilihan. Karena kepastian yang hakiki adalah
ketidakpastian itu sendiri.
Memilih, lakukan, dan terima. Ya... sebagai manusi kita hanya bisa
memilih, melakukan dan menerima. Memilih yang terbaik, melakukan yang terbaik,
dan menerima hasil apapun dengan sebaik-baiknya hikmah dan pemahaman.
Berawal dari perkara memilih, terkadang aku pun benar-benar sulit
untuk membedakan, manakah pilihan yang benar-benar memiliki hikmah di akhir
kisahnya. Misalnya saja, menentukan pilihan antara kuliah atau berorganisasi,
memilih kuliah atau berkompetisi, memilih berorganisasi atau membantu orang tua
dalam rangka birrul walidain. Sederet pilihan-pilihan sederhana yang mencadi
contoh kecil, bahwa segalanya membutuhkan suatu keputusan untuk banyaknya
pilihan.
Dan nyatanya memang benar adanya, ketidaksempurnaan dalam
menentukan pilihan terkadang akan membawa penyesalan tersendiri jika kita tidak
menempatkan niat pada sebaik-baik dan setepat-tepatnya tempat.
Perjalanan, persimpangan, dan pilihan... adalah sebuah
keniscayaan bagi sipapun yang hendak bergerak. Namun, memilih bergerak adalah
pilihan bagi mereka yang memahami hakikat “berdiri” kita hari ini. Karena tergilaslah
bagi mereka yang hanya menunggu dan diam tanpa melakukan suatu pergerakan...
Karena memang suatu ketika manusia akan sampai pada sebuah jeda.
Jeda antara idealita dan realita, harapan dan keadaan, keinginan dan kebutuhan,
bahkan antara ego dan kebermanfaatan. Maka disinilah, sebuah persimpangan jalan
menuntut kita untuk memilih. Just choose it! Bukan perkara yang terlihat berat
memang, namun terkdang hikmah tak selalu datang di awal pagi. Dan berbicara
akan sebuah pilihan tak hanya sebatas memilih. Prioritas tak hanya didasarkan
pada batas keinginan dan manfaat yang didapat. Namun pertanggung jawaban atas
amanah yang telah diemban dan manfaat yang harus diberikan.
#September Padat!!!!
#AMT
#SPN
#Education Fair - International Gathering
#Penelitian PKM DIPA
#Prepare PKM DIKTI
#Kembali Kuliah
#And So on.......
#Mencoba mengeja niat
#kembali menanya fatwa hati!
#Semangat Lillah!!! ^_^
Surakarta, 03 September 2015
08:10
Cos Ma’arif H. L
Comments
Post a Comment