Skip to main content

Perjalanan, Persimpangan dan Pilihan

Tak salah memang, kita sebagai manusia memiliki berjuta keinginan untuk mendapatkan sebuah eksistensi. Karena pada setiap diri manusia, sekecil apapun, ia pasti mengharapkan sebuah pengakuan. Entah pengakuan dari sesama hamba, atau pengakuan termulia yang diberikan oleh Nya. Semua tergantung bagaimana kita meniatkan dan memainkan proses dalam pencapaian tersebut. 

Manusia, adalah makhluk yang akan senantiasa berkelana dalam sebuah pencarian, pencarian apapun itu. Dan sejatinya, sebagai makhluk yang dibekali akal dan rasa oleh Rabnya, adalah sebuah keniscayaan jika kita selalu berada dalam pencarian pada sebuah ruang ketidakpastian. 

Ketidakpastian?? 

Ya... Seperti yang sering aku katakan, hidup di dunia memang tak akan pernah lepas dari perkara pilihan dan konsekuensi. Setiap sudut kehidupan memiliki berbagai macam pilihan lengkap dengan konsekuensinya. Dan sejatinya, tak ada manusia yang mampu memberikan kepastian terhadap detail konsekuensi yang kita gambarkan dari tiap-tiap pilihan. Karena kepastian yang hakiki adalah ketidakpastian itu sendiri.

Memilih, lakukan, dan terima. Ya... sebagai manusi kita hanya bisa memilih, melakukan dan menerima. Memilih yang terbaik, melakukan yang terbaik, dan menerima hasil apapun dengan sebaik-baiknya hikmah dan pemahaman.

Berawal dari perkara memilih, terkadang aku pun benar-benar sulit untuk membedakan, manakah pilihan yang benar-benar memiliki hikmah di akhir kisahnya. Misalnya saja, menentukan pilihan antara kuliah atau berorganisasi, memilih kuliah atau berkompetisi, memilih berorganisasi atau membantu orang tua dalam rangka birrul walidain. Sederet pilihan-pilihan sederhana yang mencadi contoh kecil, bahwa segalanya membutuhkan suatu keputusan untuk banyaknya pilihan.

Dan nyatanya memang benar adanya, ketidaksempurnaan dalam menentukan pilihan terkadang akan membawa penyesalan tersendiri jika kita tidak menempatkan niat pada sebaik-baik dan setepat-tepatnya tempat.

Perjalanan, persimpangan, dan pilihan... adalah sebuah keniscayaan bagi sipapun yang hendak bergerak. Namun, memilih bergerak adalah pilihan bagi mereka yang memahami hakikat “berdiri” kita hari ini. Karena tergilaslah bagi mereka yang hanya menunggu dan diam tanpa melakukan suatu pergerakan...

Karena memang suatu ketika manusia akan sampai pada sebuah jeda. Jeda antara idealita dan realita, harapan dan keadaan, keinginan dan kebutuhan, bahkan antara ego dan kebermanfaatan. Maka disinilah, sebuah persimpangan jalan menuntut kita untuk memilih. Just choose it! Bukan perkara yang terlihat berat memang, namun terkdang hikmah tak selalu datang di awal pagi. Dan berbicara akan sebuah pilihan tak hanya sebatas memilih. Prioritas tak hanya didasarkan pada batas keinginan dan manfaat yang didapat. Namun pertanggung jawaban atas amanah yang telah diemban dan manfaat yang harus diberikan.

#September Padat!!!!
#AMT
#SPN
#Education Fair - International Gathering
#Penelitian PKM DIPA
#Prepare PKM DIKTI
#Kembali Kuliah
#And So on.......
#Mencoba mengeja niat
#kembali menanya fatwa hati!
#Semangat Lillah!!! ^_^

Surakarta, 03 September 2015
08:10
Cos Ma’arif H. L
 
 


Comments

Popular posts from this blog

Urgensi Lembaga Legislatif dalam Dinamika Politik Kampus

Seiring dengan makin dikenalnya istilah student governence di lingkungan kampus, tentunya akan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang mendasar tentang apa sebenarnya student governance atau yang kita artikan sebagai pemerintahan mahasiswa. Disamping itu, pengkajian terhadap setiap tugas, peran dan fungsi dari tiap-tiap lembaga tersebut wajib kita ilhami dengan baik, sehingga sistem baku yang telah dibentuk dalam lingkungan kampus ini dapat berjalan secara dinamis dan sinergis dalam mewujudkan pemerintahan mahasiswa. Layaknya sebuah pemerintahan negara, “organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi diselenggarakan berdasarkan prinsip dari, oleh dan untuk mahasiswa”. Berangkat dari landasan tersebut, tentunya dapat kita simpulkan bahwa prinsip “dari mahasiswa, oleh mahasiswa, dan untuk mahasiswa” merupakan prinsip dasar dalam kehidupan mahasiswa. Untuk itu diperlukan suatu tatanan sistem organisasi mahasiswa untuk menjalankan prinsip-prinsip tersebut. Sistem student governe...

Yaa Muqollibal Qulub, Tsabit Qolbii 'ala Diinik

Ya, Rabb.. Bersama senja, Kau ketuk lagi hati ini. Hati yang tengah mencari arti dalam jalan yang sunyi. Kau getarkan kembali hati ini, ketika ia tengah nyaris mati tak berdetak. Kau hadirkan lagi memori itu, saat kami berada pada satu garis perjuangan yang sama. Kau ingatkan kembali pada sebuah janji yang sempat teruntai bersama tangis air mata dan doa. Yaa, Rabb. Tanpa kusampaikan lewat barisan kata pun, aku yakin, Kau mengerti apa yang ditanyakan oleh segumpal daging yang ada didalam raga ini. Aku mencintai Mu, namun bagaimana dengan ridho orang tua ku? Hendak kemana aku mencari jawaban atas kegelisahn hati ini? Aku ingin berjalan dijalan Mu. Sungguh, benar-benar ingin… Namun sungguh, aku tak tahu, hendak ku langkahkan pada persimpangn jalan yang mana langkah kaki ini. Aku hanya takut, aku salah dalam mengambil keputusan. Ketika jalan ini kau buka dengan lapang untuk menjadi jalanku untuk lebih mudah menggapai cintaMu, justru aku sia-siakan dan tutup rapat karena ketidaktah...

PPG Jalur Instan Mencetak Guru Profesional (?)

Hmm, lagi-lagi pingin membahas masalah PPG. Walaupun masalah PPG ini sudah pernah saya bahas di tulisan terdahulu dalam blog ini, boleh deh kita bahas lagi. Mumpung lagi panas :) Berbicara mengenai pengahapusan akta 4 per Juni 2014 bagi mahasiswa FKIP UNS, pasti erat hubungannya dengan isu PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang menjadi momok dan pembicaran panas di kalangan mahasiswa FKIP. PPG merupakan pendidikan lanjutan bagi setiap mahasiswa lulusan Kependidikan maupun Non   Kependidikan yang ingin tersertifikasi menjadi guru profesional.  Menurut wacana, lulusan mahasiswa FKIP mulai Juni, 2014 tidak lagi mendapatkan akta 4 sebagai syarat mereka untuk mengajar. Lantas bagaimanakah nasib para lulusan FKIP di tahun 2015 dan setelahnya? Apakah cita-cita luhur mereka untuk dapat menjadi seorang pendidik dan mengabdi pada negeri harus pupus? Ternyata pemerintah menjawab tidak. Dengan dihapusnya akta 4, pemerinah telah menyiapkan gantinya dengan mengeluarkan kebijaan unt...