Mengungkap kisah sebuah impian memang tak pernah sederhana.
Terkadang berjuang melakukan dan mengejar bukanlah menjadi hal
terberat dalam mendulang impian. Makna dalam setiap proses perjalanan tak
selamanya sebatas perkara memperjuangkan. Meninggalkan, terkadang
memiliki makna yang tak dapat didiskripsikan. Ketika matamu mampu untuk menatap
tajam, dan tanganmu masih mampu untuk mengambil dan merengkuhnya, terkadang
tapak kaki harus ikhlas meninggalkan sebelum engkau sempat menyentuhnya.
Bukan perkara mampu dan tidak mampu. Bukan pula perkara
adanya kesempatan dan peluang. Namun terkadang sebuah pilihan menjadi alasan
untuk perpaling, menjauh, dan meninggalkan. Semakin jauh, hingga titik yang
sejatinya tampak di depan mata beranjak samar dan tak lagi terlihat. Semakin
jauh, hingga mendekat pada titik lain yang perlahan semakin tampak.
Walau banyak cahaya berpendar, namun apadaya ketika kemampuan
menangkap hanya mampu untuk satu pelukan. Ketika memilih sebuah pilihan, tak
perlulah meninggalkan sesal jika yang lain harus tertanggal. Memilih cahaya, bukan
sekedar atas dasar yang paling hangat, bahkan bukan pula atas dasar yang paling
terang. Namun memilih cahaya yang paling kita butuhkan.
Surakarta, 08 Maret2015
18:47
Cos Ma’arif H. L
Comments
Post a Comment