Skip to main content

My First Departure



Bismillahirrahmanirrahim…

Lagi-lagi.. yang ku tahu, hari ini aku mengerti akan makna kebesaran Allah SWT. Sampi detik ini pun aku masih tidak percaya, aku dapat duduk di sebuah ruang tunggu Bandara Adi Sumarmo Jogjakarta bersama kedua team solidku, Ahmad Syawaludin dan Amalia Ulfah. Yaap, dua jam lagi, mimpi itu akan menjadi nyata, pergi keluar Jawa untuk sebuah pencapaian impian.

Oke, sembari menunggu penerbangan perdanaku, mungkin lebih baik aku membuka memori beberapa jam yang lalu untuk sekedar ku abadikan dalam sebuah catatan ini.

Ya, pagi ini, Kamis, 19 Maret 2015, aku, Amal, dan Syawal siap menuju ke Tanah Daeng, Tanah Anging Mamiri, Tanah Makassar. Perjalanan ini kami awali dengan menggunakan kereta api tujuan Jogjakarta. Pukul 09.30 tadi, kami telah membeli tiket Kereta Api Sri Wedari untuk keberangkatan pukul 11.00 dengan tujuan Jogjakarta. Yaah, tapi apa boleh buat, walaupun sudah membeli tiket satu setengah jam sebelum keberangkatan, tapi kami tetap saja kehabisan tiket duduk. Alhasil, selama dua jam perjalanan kami berdiri dengan kondisi penuh sesak. Tapi tak apa, perjalanan tetap menyenangkan. 

Jujur, aku memang lebih senang naik kereta bila dibandingkn dengan naik bus. Itulah mengapa kami lebih memilih berangkat dari bandara Jogakarta di banding dari bandara Surabaya. Jika kami berangkat dari bandara Surabaya… beehhh… dari Solo ke Surabaya saja harus ditempuh dengan bus selama kurng lebih 7 jam. Lamanyaaa…. Bisa tepar duluan deh kalo gitu.. hehe..

Yaa, satu jam lebih perjalanan kami dengan Kereta Sri Wedari AC telah berlalu, dan akhirnya kami pun tiba di Bandara Adi Sucipto Jogjakarta. Kulihat disekitar, bangunan ini cukup elegan. Pantas saja Bandara ini dijadikan sebagai Bandara Internasional. Kereenn..
Depan Pintu Masuk Bandara Adi Sucipto

Check in Boarding pass

Oh iyaa, kalian tahu penerbangan perdana kami ini menggunakan apa?? Garuda Air, City Link, Mandala Air, Lion Air, Air Asia, or Aqua Air??? Haha.. Dan jawabannya adalaahh… Liiiioooon Aiiiirrir.. Yeeeee.. prok prok pok… *heboh amat siih.. Ya.. Laion air.. melalui maskapai inilah yang nantinya akan menerbangkan kami bersama impian-impian kami ke Tanah Makassar.. Terimakash Lion Air.. Arigato, Matur Nuwun, Gracias, Syukron..

Waktu Take off kami masih beberapa jam lagi. Kurang lebih 3 jam lagi.. Lalu kuputuskan untuk sholat dhuhur terlebih dahulu karena jam telah menunjukkan pukul 12.14 WIB.

Setiap sudut bandara ini selalu saja menarik perhatianku.. Kebersihan tempat ini amat sangat dijaga. Hingga Mushola dan Kamar mandi pun sangat bersih dan wangi. Tapia da satu hal yang sangat disayangkan. Bandara sebesar ini hanya memiliki mushola yang sangat minimalis. Kalau dilihat sih, sepertinya mushola ini tak jauh lebih luas dari kamar tidurku. Hmm, sepertinya ditempat umum manapun hampir sama seperti ini. Yang namanya tepat sholat pasti hanya diberi ruang yang sangat kecil. Ah, yasudahlah.. mungkin walaupun kecil, tapi jumlahnya banyak. Mungkin aku yang tak melihat keberadaan mushola-mushola kecil lainnya.

Setelah melaksanakan sholat dhuhur yang kujama’ dengan ashar kami bingung mau melakukan apa lagi (selain ngobroll, karena dari tadi kita cerewet terus.. wkwk..) Yaa, akhirnya kupuutuskan untuk membuka hp, dan mulai mengabadikan momen dengan sebuah tulisan dan foto.. Haha, yaaakk, dari tadi selain banyak ngobrol, kita juga foto-foto terus. Tak apa, mumpung di bandara. Haha.. 
Me and Amal (Adik tingkat yang sering kusebut "Mawul" ^^)
Okee deh, di pending dulu.. saya mau foto-foto dan jalan-jalan dulu, sok-sokan masuk ke butik-butk bandara, padahal juga nggak niat beli apa-apa sihh.. haha.. bye-byee.. 

Ones of Luxurious Butique in Adi Sucipto Airport
------ ***-----

Tik tok tik tok tik tok……..
Waktu masih menunjukkan pukul 14.00. Take off masih lama. Lanjut ngobrol lagiii…
------ ***-----

Wait.. wait wait… detik ini kamu tahu apa yang kulihat??? Yaa.. itu, laki-laki tinggi yang diseberang sana.. yang saat ini sedang melihat-lihat buku di toko buku yang terletak tepat di depanku.. iyaaa diaa… aku seperti kenal dengan orang tersebut.. hmm.. bukan kenal siih, hanya sekedar tahu nama.. laki-laki tinggi dengan tutup kepala hitam yang dkenakannya.. kalian tau dia siapa?? Yaa.. itu marcel.. marcel yang penyanyi itu lhoo… hahaha… #hayoo, kirain siapa?? ternyata, Cuma marcel to?? Dasar alay :D
------ ***-----

Tik tok tik tok tik tok……..
Waktu mnunjukkan pukul 14.20. yeee.. sebentar lagii.. Sumpah, demi apa.. aku deg-deg an.. maklum, penerbangan perdana. Xixixi…
------ ***-----

“Perhatian kepada para penumpang maskapai Lion Air, kami mohon maaf atas keterlambatan penerbangan Jogjakarta – Ujung Pandang. Pesawat akan tiba di bandra pada pukul 15.50”
Oooohh, my Goodd.. Delay!!!
Yasudahlah….
------ ***-----

Waktu menunjukkan pukul 15.40, seharusnya 10 menit lagi pesawat tiba di bandara ini. Tapi ternyata…. Lagi lagi.. Delay untuk kedua kalinya. Dan keberangkatan ditunda hingg pukul 16.40. Menunggu satu jam lagi... Bbbzzz….
------ ***-----

16.30, pesawat tiba di bandara. Akhirnyaaaa….
Bismillahirrahmanirrahim…
#deg-degan tingkat dewa
Bersambung yaa guys…

I'm Coming Lion Air  ^_^

Jogjakarta, 19 Maret 2015
16:32
Cos Ma’arif H. L









Comments

Popular posts from this blog

Urgensi Lembaga Legislatif dalam Dinamika Politik Kampus

Seiring dengan makin dikenalnya istilah student governence di lingkungan kampus, tentunya akan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang mendasar tentang apa sebenarnya student governance atau yang kita artikan sebagai pemerintahan mahasiswa. Disamping itu, pengkajian terhadap setiap tugas, peran dan fungsi dari tiap-tiap lembaga tersebut wajib kita ilhami dengan baik, sehingga sistem baku yang telah dibentuk dalam lingkungan kampus ini dapat berjalan secara dinamis dan sinergis dalam mewujudkan pemerintahan mahasiswa. Layaknya sebuah pemerintahan negara, “organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi diselenggarakan berdasarkan prinsip dari, oleh dan untuk mahasiswa”. Berangkat dari landasan tersebut, tentunya dapat kita simpulkan bahwa prinsip “dari mahasiswa, oleh mahasiswa, dan untuk mahasiswa” merupakan prinsip dasar dalam kehidupan mahasiswa. Untuk itu diperlukan suatu tatanan sistem organisasi mahasiswa untuk menjalankan prinsip-prinsip tersebut. Sistem student governe...

Yaa Muqollibal Qulub, Tsabit Qolbii 'ala Diinik

Ya, Rabb.. Bersama senja, Kau ketuk lagi hati ini. Hati yang tengah mencari arti dalam jalan yang sunyi. Kau getarkan kembali hati ini, ketika ia tengah nyaris mati tak berdetak. Kau hadirkan lagi memori itu, saat kami berada pada satu garis perjuangan yang sama. Kau ingatkan kembali pada sebuah janji yang sempat teruntai bersama tangis air mata dan doa. Yaa, Rabb. Tanpa kusampaikan lewat barisan kata pun, aku yakin, Kau mengerti apa yang ditanyakan oleh segumpal daging yang ada didalam raga ini. Aku mencintai Mu, namun bagaimana dengan ridho orang tua ku? Hendak kemana aku mencari jawaban atas kegelisahn hati ini? Aku ingin berjalan dijalan Mu. Sungguh, benar-benar ingin… Namun sungguh, aku tak tahu, hendak ku langkahkan pada persimpangn jalan yang mana langkah kaki ini. Aku hanya takut, aku salah dalam mengambil keputusan. Ketika jalan ini kau buka dengan lapang untuk menjadi jalanku untuk lebih mudah menggapai cintaMu, justru aku sia-siakan dan tutup rapat karena ketidaktah...

PPG Jalur Instan Mencetak Guru Profesional (?)

Hmm, lagi-lagi pingin membahas masalah PPG. Walaupun masalah PPG ini sudah pernah saya bahas di tulisan terdahulu dalam blog ini, boleh deh kita bahas lagi. Mumpung lagi panas :) Berbicara mengenai pengahapusan akta 4 per Juni 2014 bagi mahasiswa FKIP UNS, pasti erat hubungannya dengan isu PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang menjadi momok dan pembicaran panas di kalangan mahasiswa FKIP. PPG merupakan pendidikan lanjutan bagi setiap mahasiswa lulusan Kependidikan maupun Non   Kependidikan yang ingin tersertifikasi menjadi guru profesional.  Menurut wacana, lulusan mahasiswa FKIP mulai Juni, 2014 tidak lagi mendapatkan akta 4 sebagai syarat mereka untuk mengajar. Lantas bagaimanakah nasib para lulusan FKIP di tahun 2015 dan setelahnya? Apakah cita-cita luhur mereka untuk dapat menjadi seorang pendidik dan mengabdi pada negeri harus pupus? Ternyata pemerintah menjawab tidak. Dengan dihapusnya akta 4, pemerinah telah menyiapkan gantinya dengan mengeluarkan kebijaan unt...