April, mungkin adalah salah satu bulan yang paling ditunggu-tunggu oleh beberapa temanku. Sebab 28 April 2018 kelak akan menjadi saksi atas terlampauinya salah satu fase perjuangan panjang mereka. Maka tak heran, tetiba topik pembicaraan utama di sebuah group itu adalah wisuda dan peran apa yg akan dimainkan dalam dunia pasca kampus itu.
Ingatanku kembali ke memori 16 Desember. Tepat dimana kuncir topi toga itu di pindahkan oleh beliau, orang nomor satu di universitas tercintaku kala itu. Bapak Prof. Dr. H. Ravik Karsidi. M.S, rektor Universitas Sebelas Maret. Maka itu pertanda, peran baru sudah harus dimulai kembali. Perjuangan akan mamaksamu untuk bangkit kembali.
Sejak saat itu, perbedaan dunia pasca kampus dengan dunia kampus benar-benar terasa. Benar-benar terasa jatuh bangunnya dalam mewujudkan sebuah impian.
Percaya atau tidak (bagi kalian yang saat ini masih di kampus), dunia pasca kampus bisa dibilang sedikit (bahkan sangat) kejam. Terlebih jika engkau termasuk golongan yang ber azzam untuk menjadi pribadi yang lebih mandiri. Semua-semuanya harus kau putuskan sendiri. Semua-semuanya harus kau perjuangkan sendiri. Sangat berbeda dengan kehidupan saat dikampus. Masih banyak teman seperjuangan. Masih banyak yang bisa dilakukan bersama-sama untuk menopang sebuah beban.
Perjuangan pasca kampus itu masih terasa hangat sampai hari ini. Bahkan sampai detik ini. Seolah membawaku kedalam titik klimaks lagi dan lagi. Tepat dimana aku dihadapkan pada beberapa persimpangan yang keduanya cukup sulit untuk dipilih. Cukup sulit untuk dilalui.
Selepas wisuda kala itu (bahkan sebenarnya selepas sidang), perjalanan ini telah menemui banyak sekali persimpangan. Mulai dari harus memilih fokus mempersiapkan study lanjut (misal les bahasa di pare), atau masih bertahan untuk menuntaskan sebuah amanah kampus yang belum purna tugas pada kala itu.
Memilih mengajar menjadi guru WB di SD IT atau membantu merintis sekolah TK tahfidz dekat rumah.
Memilih mencoba tes TOEFL terlebih dahulu, atau langsung mengambil tantangan di tes IELTS.
Bahkan memilih mengambil kesempatan beasiswa S2 UNS yang direkomendasikan oleh dosbing tercinta, atau menunggu kesempatan mencoba beasiswa LPDP Luar Negeri yang sayangnya sampai hari ini belum ada kabar sama sekali kapan pendaftarannya akan dibuka. Dan masih banyak lagi persimpangan yang lain.
Pilihan demi pilihan terus berdatangan. Sementara waktu terus bergulir. Usia kian bertambah. (Serius!!! Bagi seorang perempuan, aspek ini menjadi salah satu hal yang sangat dipertimbangkan dalam menentukan sebuah pilihan).
Kesemua-semuanya adalah tentang pilihan. Mengujimu untuk menjadi seseorang yang pandai dan bertanggung jawab dalam setiap keputusan akan kesempatan yang kau pilih.
Beruntungnya, aku masih memiliki seorang Bapak yang senantiasa memberiku banyak nasihat dan pertimbangan. Walau keputusan di akhir, tetap aku yang yang harus menentukan.
Pada setiap persimpangan yang ku temui, Bapak selalu berpesan.
"Mbak, Allah itu adalah Dzat paling mengerti kamu. Allah tau mana yang terbaik buat kamu. Kalaupun perjuanganmu harus sepanjang ini, ya jalani!!! Jangan pernah meminta untuk disegerakan tentang apa-apa yang memang harus ditunda. Allah tidak pernah salah waktu dalam mengetuk takdir. Tidak pernah terlalu cepat, dan tidak pernah pula terlambat.
Kalaupun, perjuanganmu harus seberat ini, juga jalani!!! Allah beri kamu ujian, itu berarti Allah tau kamu mampu melampauinya. Beri doa dan usaha yang terbaik, pasti Allah kasih juga hasil yang terbaik.
Kalaupun kelak hasil dari perjuanganmu nanti tidak sesuai dengan apa yang kamu harapkan, ikhlaskan untuk menerima. Yang harus kamu tau, puncak dari sebuah perjuangan itu adalah penerimaan. Sebab yang paling mengerti apa yang terbaik buat kamu adalah dzat yang memiliki kamu. Allah!!! Kamu mungkin nggak akan memahami itu hari ini, besok, atau bahkan satu, dua tahun lagi. Tapi nanti, kelak suatu hari kamu akan sadar, semua yang telah menjadi jalan ceritamu, adalah part dan peran terbaik yang telah Rabb mu berikan. Percaya itu!!!
Maka dari itu, dalan setiap memilih kesempatan, jangan lupa libatkan Allah. Diskusi sama Allah. Minta diberi petunjuk untuk memilih pilihan yang terbaik.
Doa Bapak, semoga jatuh bangunmu hari ini akan diganti oleh Sang Pengatur Hidup dengan KeridhoanNya untuk apa yang kamu inginkan. Semoga kamu dan adek-adek bisa selalu menjadi orang yang bermanfaat untuk orang-orang disekitarmu, untuk bangsamu, untuk negaramu, terlebih untuk agamamu"
Setiap orang punya lika-liku perjalannya masing-masing. Dan bagian perjalananmu memang harus sepanjang dan seberat ini. Jika bukan dengan doa dan usaha terbaik, dengan cara apa lagi kamu merayu Tuhanmu untuk memudahkan dan memampukanmu menuju titik akhir perjalanan ini?
Percayalah hati, lebih dari ini pernah kita lalui. Jangan henti di sini :"
Inna ma'al 'usri yusraa~
Surakarta, 20 April 2018
14.40
Cos Ma'arif
Comments
Post a Comment