Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum wr.wb
Teruntuk adik-adiku Kementrian Bina Desa 2017.
Salam sayang dan rindu teruntuk kalian yang dahulu pernah mensejajari langkah ini dalam menapak di sebuah jalan perjuangan.
Seharusnya, surat ini ditulis tepat dihari kita purna tugas. Atau paling tidak, tepat dimana kalian memulai peran baru kalian masing-masing. Tapi tak apa. Toh, semuanya masih dengan rasa yang sama. Yang tidak pernah berubah barang sedikit.
Hari ini, izinkanlah kakakmu ini berbahagia atas pencapaian-pencapaian besar kalian. Walaupun mbak tau, semua pencapaian besar kalian adalah buah dari kerja keras kalian sendiri, bukan dari yang lain, apalagi dari yang menulis ini. Namun, biar bagaimanapun, kalian sudah mbak anggap seperti adik mbak sendiri. Wajar kan bila sang kakak turut berbahagia atas pencapaian terbaik adik tercintanya??
Bila sejenak kita memutar waktu, teringat betul bagaimana pertama kali kita bertemu. Kalian yang dahulu masih seperti bocah kecil, kini nyatanya telah bertumbuh menjadi sosok dewasa yang begitu baik dalam memainkan peran kalian masing-masing.
Milya, Ota, Nana, Her, Gin, Ros, Fitri, Yani, Bayu, Tomi, Idoy, Bagas, Ofi, Azkia.. Mbak bangga dengan semua pencapaian-pencapaian kalian hingga hari ini. Ternyata benar.. Waktu benar-benar menggilas. Semua terasa singkat. Cepat.. Cepat sekali.
Namun, berbahagialah. Karna mbak yakin, pasti saat ini langkahmu pun tengah dibersamai oleh mereka-mereka yang juga begitu hebat. Mereka-mereka yang sampai detik ini bersedia menselaraskan langkah di setiap perjalanan rasa dalam jalan juang ini.
Jika dahulu kalian begitu baik dalam memerankan peran sebagai seorang adik, maka berperan baiklah pula untuk menjadi seorang kakak. Berbesar hatilah dalam mendidik adik-adikmu. Temani mereka dalam berproses. Bimbing mereka dalam bertumbuh. Sebab kelak, dari merekalah kalian akan belajar tentang arti cinta yang sesungguhnya. Sama seperti kala itu, ketika aku belajar cinta dari kalian :)
Adik-adikku.. Ungkapan ini bukan apa-apa. Tak bisa mewakili bagaimana yang saat ini sedang membuncah. Dan mungkin, ini juga tak berarti apa-apa. Bahkan bisa jadi hanya akan menjadi sebuah kalimat panjang yang akan berlalu begitu saja. Berlalu dan akan cepat tertumpuk oleh rasamu dengan mereka yang lain. Namun tak apalah. Biarlah.. Biarlah ia mengalir dengan sebagai mana mestinya. Yang terpenting, ungkapan ini adalah kumpulan ungkapan dari hari yang tidak sedikit. Dimana memorinya selalu mampu mengisi ruang dalam diri.
Sampai detik ini, masih sangat jelas tergambar olehku. Dimana ada yang dengan kedewasaannya ia mengajarkanku kesabaran. Ada pula yg dalam diamnya, aku belajar keikhlasan. Tak pernah terdengar keluh untuk selalu meringankan beban saudaranya yang lain. Ada pula yang selalu ikhlas belajar, yang selalu berhasil membuatku berkaca malu. Tak peduli berapa kali terjatuh. Tak peduli berapa kali harus mencoba lagi dan lagi.
Biarlah.. Biarlah.. Walau terkadang usaha kita belum menempati keberhasilan, namun bukankah ketidakberhasilan dimatanya tidak bermakna kegagalan dimataNya(?)
Maka biarlah.. Biarlah bila ada mata lain yang memandangnya tiada berarti. Sebab arti tidak selamanya harus dipamerkan. Ia hanya perlu dicari untuk memastikan keberadaannya. Maka jika arti itu tidak sampai di mata orang lain, sungguh ia pasti akan berubah dalam diri. Maka bersyukurlah. Sebab kebersyukuranmu akan mewujudkan nikmat yang tiada berbatas. Tetap Semangat!!! Meski terkadang, tidak semua dapat dituai disini.
Adakalanya, lelah itu datang, dan semangat juga terkadang layu. Maka itulah gunanya jeda dalam hidup. Duduklah sejenak, lihatlah sekelilingmu, dan kembalilah di sajadah kecilmu. Sejenak menghela nafas sembari mengambil hikmah dari perjalananmu yang melelahkan. Bila sudah cukup, maka kembalilah. Kembalilah mengambil peran. Waktu yang kita miliki tak akan pernah cukup untuk menyelesaikan amanah-amanah kita disini. Maka bergegaslah. Sebelum dentum masa telah purna masa putarnya.
Maka semoga jalan inilah yang membuat Rabb kita ridho atas setiap langkah kita.
Ingatlah.. Amanah bukanlah urusan kita dengan mereka atau siapapun di dunia ini, tapi urusan kita dengan Tuhan kita yang telah memilih dan menggerakkan hati kita untuk bersedia menerima amanah sebagai qiyadah di bumiNya.
Teguhlah!!! Kuatkan kedua bahu kecilmu yang kuyakin lebih kokoh dibanding amanah yang Ia embankan di pundakmu itu.
Kalau boleh meminjam istilah anak Baktinusa, bersemangatlah dalam menjalankan misi merawat Indonesia. Ku yakin, kelak bangsa ini akan bangga memiliki anak bangsa seperti kalian.
Adik-adiku.. kita sudah beberapa waktu berpisah. Sudah tidak lagi berjalan di jalan yang sama. Bahkan begitupula teman-teman seperjuanganmu dulu. Tidak semuanya membersamaimu di jalanmu saat ini. Engkau disini, dan mereka disana.
Namun memang begitulah hidup. Ada awal tentu ada akhir. Ada pertemuan tentu ada perpisahan. Cepat atau lambat, siap atau tidak, semua akan tetap terjadi pada kita. Tetapi yang terpenting bukan seberapa cepat perpisahan itu akan datang, namun tentang bagaimana kita memaknai dan menghimpun hikmah dari kebersamaan perjalanan kita yang telah lalu. Semoga perjalanan yang telah kita lalui dapat menjadi bekal kehidupan kita selanjutnya.
Titip pesan ini untuk adik-adik kalian. Wariskan nilai-nilainya. Wariskan pula cintanya.
Terimakasih adik-adikku. Terimakasih atas hati baikmu yang seluas samudra :))
Wassalamu'alaikum wr.wb
Surakarta, 23 April 2014: 00.11
Salam sayang,
Kakakmu
Cos Ma'arif H.L
Mbak Cosmaaaaaa.... kangennnnn
ReplyDelete