Setiap hati punya alasan sendiri-sendiri bagaimana ia terketuk. Punya cara tersendiri bagaimana ia tersentuh. Karena hatilah yang membuat manusia begitu kompleks dan berbeda-beda. Maka, cara menasehati satu orang dengan orang lain tentu tidak boleh disamakan bukan? Tidak semua orang seperti Abu Bakar, yang ketika disampaikan wahyu, ia langsung beriman. Tidak semua orang seperti Umar, yang ketika dibacakan Al-Quran hatinya langsung terdamaikan. Kadang, hati seseorang baru bisa tersentuh setelah melakukan perjalanan panjang layaknya Salman Al-Farisi, atau bahkan lebih lama dan lebih panjang perjalanannya. Karena kita tidak tahu, dengan apa hati seseorang bisa tersentuh. Namun selain hati, Allah pun menciptakan akal untuk kita berfikir. Mencoba berbagai cara, agar kemudian dapat menyentuh hati orang-orang. Mengetuknya tanpa ada paksaan, tanpa ada kebencian. Seperti halnya ketika kita mencari cara untuk membuka lubang kunci, agar pintunya terbuka tanpa ada kerusaka...
Merangkai Kata, Membingkai Makna