Skip to main content

Sajak Perjalanan

Tak akan pernah habis dunia bersajak tentang perjalanan. Tentang kisah kali pertama perjalanan itu bermula, tentang sahabat perjalananmu, tentang lika-liku jalan yang kau tempuh, pun juga tentang persimpangan dan pemberhentian akhir perjalanan ini.

Kini aku mencoba mengingat, tentang bagaimana kisah ini bermula. Dahulu, kita (atau mungkin hanya aku) hanyalah sekumpulan asing yang tak saling kenal. Tak terpaut, pun tak terikat. Hingga pada suatu ketika, kita bersepakat untuk mencipta kisah melaui perjalanan-perjalanan kecil kita.
Kala itu, amanah membuat kita untuk saling kenal dan mengenal. Waktu kian bergulir, jejak telah terekam. Dan aku semakin mengerti, bahwa kalian adalah orang-orang baik. Yang baik budi pekertinya, yang tulus kasih sayangnya. Yang cintanya sedalam samudra, yang kebermanfaatannya seluas jagad raya.
Aku begitu mensyukuri, atas pertemuan yang telah Allah gariskan di penghujung perjalanan ini. Atas kisah yang mengharu biru. Atas jatuh dan bangkitnya di elegi jalan juang ini. Juga atas hadirnya sahabat perjalanan yang selalu membersamai.
Kita, yang telah merekam banyak jejak. Mengabadikan banyak kisah. Juga menghimpun banyak pembelajaran, hikmah, juga cinta dalam jalan perjuangan ini.
Semoga dalam perjalanan selanjutnya, kita akan selalu dibersamai oleh orang-orang baik. Yang tak pernah meminta balas. Yang tak pernah silau atas penilaian dunia. Yang dapat selalu mengajak kita untuk berproses menjadi lebih baik. Yang selalu rela untuk menjadi super tim dalam menebar kebermanfaatan. Ya, seperti kalian ini ;)
Jadi kapan kita bisa sarapan bubur ayam bareng lagi? Atau ke Ponorogo, Pantai kora-kora, ke Plosorejo, Jakarta, atau bahkan berkunjung ke tempat-tempat baru yang belum pernah kita sambangi? Atau mungkin berbagi kisah dengan adik-adik TPA, bermain dengan adik-adik sanggrahan, menggalang dana bencana, berbagi nasi, sahur on the road, buka bersama, lebaran bersama, berbagi dengan anak yatim, menanam kol dan cabai, berkunjung ke rumah lentera, dan kisah lainnya yang tak habis-habisnya untuk dikenang. Ahh, ternyata semesta telah banyak mencatat. Jadi, boleh kan jika nanti sesekali kita ulangi lagi bagian-bagian kecil dari perjalanan kita yang lalu?
Terimakasih yaa untuk kalian.
Terimakasih untuk cintanya, terimakasih untuk pembelajarannya.
Terimakasih, atas kebaikanmu yang diam-diam.
Tetaplah kalian menjadi hujan, yang hadir dan keberkahannya selalu dirindukan banyak orang. Dan hujan tak pernah memilih ataupun menolak dimana ia harus turun. Jadi, turun dan bermanfaatlah dimanapun kalian berada.
Selamat melanjutkaan perjalanan, ABCD.
Abay, yang katanya sedang mengejar sesuatu: semoga langkahnya selalu dimudahkan untuk mendapatkan apa yang tengah dikejar.
Bimo, yang kata Abay mau fokus garap skripsi: semangat!!! Segera selesaikan!! Aku tunggu undangan pendadarannya.
Cosma, yang kata Abay mau segera sebar undangan: Hmmm, undangan apa siihhhh?? Tapi ku aminkan saja… Nanti kalo sudah diundang, jangan lupa datang.
Dion, yaang kata Abay mau pergi ke tempat yang jauh: Selamat melanjutkan perjalanan. Selamat mencipta kisah di tempat yang baru. Semangat bermanfaat dimanapun kamu berada.
~Sampai jumpa dilain hari. Salam dari aku, yang selalu jatuh cinta dengan kebaikan-kebaikan kalian~

Repost from My Tumblr

Surakarta, 16 November 2017
18:02
Cos Ma’arif H. L


Kemenkoan Kemasyarakatan BEM UNS 2017


Comments

Popular posts from this blog

Urgensi Lembaga Legislatif dalam Dinamika Politik Kampus

Seiring dengan makin dikenalnya istilah student governence di lingkungan kampus, tentunya akan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang mendasar tentang apa sebenarnya student governance atau yang kita artikan sebagai pemerintahan mahasiswa. Disamping itu, pengkajian terhadap setiap tugas, peran dan fungsi dari tiap-tiap lembaga tersebut wajib kita ilhami dengan baik, sehingga sistem baku yang telah dibentuk dalam lingkungan kampus ini dapat berjalan secara dinamis dan sinergis dalam mewujudkan pemerintahan mahasiswa. Layaknya sebuah pemerintahan negara, “organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi diselenggarakan berdasarkan prinsip dari, oleh dan untuk mahasiswa”. Berangkat dari landasan tersebut, tentunya dapat kita simpulkan bahwa prinsip “dari mahasiswa, oleh mahasiswa, dan untuk mahasiswa” merupakan prinsip dasar dalam kehidupan mahasiswa. Untuk itu diperlukan suatu tatanan sistem organisasi mahasiswa untuk menjalankan prinsip-prinsip tersebut. Sistem student governe...

Yaa Muqollibal Qulub, Tsabit Qolbii 'ala Diinik

Ya, Rabb.. Bersama senja, Kau ketuk lagi hati ini. Hati yang tengah mencari arti dalam jalan yang sunyi. Kau getarkan kembali hati ini, ketika ia tengah nyaris mati tak berdetak. Kau hadirkan lagi memori itu, saat kami berada pada satu garis perjuangan yang sama. Kau ingatkan kembali pada sebuah janji yang sempat teruntai bersama tangis air mata dan doa. Yaa, Rabb. Tanpa kusampaikan lewat barisan kata pun, aku yakin, Kau mengerti apa yang ditanyakan oleh segumpal daging yang ada didalam raga ini. Aku mencintai Mu, namun bagaimana dengan ridho orang tua ku? Hendak kemana aku mencari jawaban atas kegelisahn hati ini? Aku ingin berjalan dijalan Mu. Sungguh, benar-benar ingin… Namun sungguh, aku tak tahu, hendak ku langkahkan pada persimpangn jalan yang mana langkah kaki ini. Aku hanya takut, aku salah dalam mengambil keputusan. Ketika jalan ini kau buka dengan lapang untuk menjadi jalanku untuk lebih mudah menggapai cintaMu, justru aku sia-siakan dan tutup rapat karena ketidaktah...

PPG Jalur Instan Mencetak Guru Profesional (?)

Hmm, lagi-lagi pingin membahas masalah PPG. Walaupun masalah PPG ini sudah pernah saya bahas di tulisan terdahulu dalam blog ini, boleh deh kita bahas lagi. Mumpung lagi panas :) Berbicara mengenai pengahapusan akta 4 per Juni 2014 bagi mahasiswa FKIP UNS, pasti erat hubungannya dengan isu PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang menjadi momok dan pembicaran panas di kalangan mahasiswa FKIP. PPG merupakan pendidikan lanjutan bagi setiap mahasiswa lulusan Kependidikan maupun Non   Kependidikan yang ingin tersertifikasi menjadi guru profesional.  Menurut wacana, lulusan mahasiswa FKIP mulai Juni, 2014 tidak lagi mendapatkan akta 4 sebagai syarat mereka untuk mengajar. Lantas bagaimanakah nasib para lulusan FKIP di tahun 2015 dan setelahnya? Apakah cita-cita luhur mereka untuk dapat menjadi seorang pendidik dan mengabdi pada negeri harus pupus? Ternyata pemerintah menjawab tidak. Dengan dihapusnya akta 4, pemerinah telah menyiapkan gantinya dengan mengeluarkan kebijaan unt...