Skip to main content

Sahabat Kecil

Kisah ini masih perihal tentang rumah. Kali ini aku ingin berkisah tentang dua gadis kecil yang selalu menjadi kawan bermain dan belajar sejak Allah hembuskan nafas kehidupan ini pada masing-masing diri kami.

Untuk banyak sekali kisah yang terekam, cerita tentang dua gadis kecil ini menjadi salah satu kisah yang paling banyak bisa ku himpun hikmah dan pembelajarannya. Yang membuatku harus terus belajar dan belajar. Karna menjadi sosok seorang kakak, adalah amanah yang sangat berat jika kita mau memahaminya.

Menjadi seorang kakak bagi kedua gadis kecil ini banyak senangnya, banyak juga sebelnya. Kalau jauh rindu, kalau dekat bikin kesel. Ups ^^

Kita bertumbuh dan berproses sejak kita belum tahu apa-apa, juga belum memiliki apa-apa. Hingga pada suatu ketika, dentum masa mengantarkan kita menjadi pribadi yang sedikit lebih dewasa. 

Sadar, bahwa hidup tak sekedar mengenai kisah tentang berjalan di pematang sawah, perpetualang di ladang tebu dan jagung, bermain masak-masakan, bola bekel, petak umpet, dan loncat tali. Bahwa hidup tak selalu menjadi tempat bermain, namun juga tempat bermain peran dengan menjadi sebaik-baik tokoh dalam panggung kehidupan. Yang nyata tapi semu, yang semu tapi nyata.

Jika berbicara tentang peran, mungkin peran menjadi kakak bagi mereka adalah peran yang paling sering aku duakan. Terlebih selama 4 tahun belakangan ini. Kebersamaan bersama mereka mungkin tak sebanyak waktu itu. Kegiatan kampus dengan segala lalala yeyeye nya seolah menjadikan rumah itu justru menjadi rumah kedua. Berangkat pagi, pulang malam. Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat full, sedangkan sabtu dan minggu tidak libur. Hmm, maafkan yaa dek karna sudah terlalu sering mengabaikan.

Namun sesering apapun aku meninggalkan, dua adik ini selalu menjadi sebaik-baik teman bercerita dan belajar. Dari mereka aku belajar tentang arti ikhlas dan merelakan.

Pernah suatu ketika aku mencoba bertanya kepada adikku yg paling kecil, "dek, sebel nggak kalo aku pergi terus? Berangkatnya pagi, pulangnya malem. Terus kalo sabtu sama minggu juga masuk terus. Jadinya, nggak pernah bisa main bareng deh" 

"Sebel laahh... Tapi pas awal doang sih mbak. Lama-lama biasa aja.. Lagi pula aku juga sering nggak dirumah kalo pas ekskul ku banyak agenda. Lha kan kata bapak yang penting melakukan hal yang bermanfaat. Tapi to mbak, sekali2 dolan bareng yuk sama mbak Alfa. Masa mbak ma main e sama adek2 BEM terus. Kan aku juga pingin"

Allah, hati kakak mana yang tidak sesak mendengar kalimat seperti itu dari mulut seorang adik. Apakah benar rindumu sebesar itu? Ahh, maafkan yaa dek... Untuk setiap waktu yang terlewat, untuk kebersamaan yang tergadaikan, semoga engkau benar-benar ikhlas. Semoga Bapak, Ibu, dan Allah ridho dengan apa yang kita lakukan di luar sana.

Tapi biar bagaimanapun, kalian berdua akan selalu jadi sahabat yang baik dalam perjalanan ini. Menjadi teman sekaligus guru yang selalu membelajarkan banyak hal. Doakan kakakmu ini yaa, semoga bisa selalu membersamai dan menjadi contoh yang baik untuk kalian.  Semoga selalu menjadi saudara sehidup sesyurga. Menjadi salahsatu bekal terbaik untuk bapak dan ibu kelak. Tetap istiqomah dalam berproses adikku. Semoga Allah mengekalkan persaudaraan kita hingga ke jannahNya.

Doa terbaik untuk Dek Alfa dan Dek Nanda. Semoga Allah memudahkan setiap langkah kalian. Semoga Allah meridhoi atas apa-apa yang tengah kalian perjuangkan. Sampai kapanpun, kita harus selalu jadi tim yang solid yaa.

Alfa Cos Sinaga 'n Nanda Cossin Nawa


Comments

Popular posts from this blog

Urgensi Lembaga Legislatif dalam Dinamika Politik Kampus

Seiring dengan makin dikenalnya istilah student governence di lingkungan kampus, tentunya akan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang mendasar tentang apa sebenarnya student governance atau yang kita artikan sebagai pemerintahan mahasiswa. Disamping itu, pengkajian terhadap setiap tugas, peran dan fungsi dari tiap-tiap lembaga tersebut wajib kita ilhami dengan baik, sehingga sistem baku yang telah dibentuk dalam lingkungan kampus ini dapat berjalan secara dinamis dan sinergis dalam mewujudkan pemerintahan mahasiswa. Layaknya sebuah pemerintahan negara, “organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi diselenggarakan berdasarkan prinsip dari, oleh dan untuk mahasiswa”. Berangkat dari landasan tersebut, tentunya dapat kita simpulkan bahwa prinsip “dari mahasiswa, oleh mahasiswa, dan untuk mahasiswa” merupakan prinsip dasar dalam kehidupan mahasiswa. Untuk itu diperlukan suatu tatanan sistem organisasi mahasiswa untuk menjalankan prinsip-prinsip tersebut. Sistem student governe...

Yaa Muqollibal Qulub, Tsabit Qolbii 'ala Diinik

Ya, Rabb.. Bersama senja, Kau ketuk lagi hati ini. Hati yang tengah mencari arti dalam jalan yang sunyi. Kau getarkan kembali hati ini, ketika ia tengah nyaris mati tak berdetak. Kau hadirkan lagi memori itu, saat kami berada pada satu garis perjuangan yang sama. Kau ingatkan kembali pada sebuah janji yang sempat teruntai bersama tangis air mata dan doa. Yaa, Rabb. Tanpa kusampaikan lewat barisan kata pun, aku yakin, Kau mengerti apa yang ditanyakan oleh segumpal daging yang ada didalam raga ini. Aku mencintai Mu, namun bagaimana dengan ridho orang tua ku? Hendak kemana aku mencari jawaban atas kegelisahn hati ini? Aku ingin berjalan dijalan Mu. Sungguh, benar-benar ingin… Namun sungguh, aku tak tahu, hendak ku langkahkan pada persimpangn jalan yang mana langkah kaki ini. Aku hanya takut, aku salah dalam mengambil keputusan. Ketika jalan ini kau buka dengan lapang untuk menjadi jalanku untuk lebih mudah menggapai cintaMu, justru aku sia-siakan dan tutup rapat karena ketidaktah...

PPG Jalur Instan Mencetak Guru Profesional (?)

Hmm, lagi-lagi pingin membahas masalah PPG. Walaupun masalah PPG ini sudah pernah saya bahas di tulisan terdahulu dalam blog ini, boleh deh kita bahas lagi. Mumpung lagi panas :) Berbicara mengenai pengahapusan akta 4 per Juni 2014 bagi mahasiswa FKIP UNS, pasti erat hubungannya dengan isu PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang menjadi momok dan pembicaran panas di kalangan mahasiswa FKIP. PPG merupakan pendidikan lanjutan bagi setiap mahasiswa lulusan Kependidikan maupun Non   Kependidikan yang ingin tersertifikasi menjadi guru profesional.  Menurut wacana, lulusan mahasiswa FKIP mulai Juni, 2014 tidak lagi mendapatkan akta 4 sebagai syarat mereka untuk mengajar. Lantas bagaimanakah nasib para lulusan FKIP di tahun 2015 dan setelahnya? Apakah cita-cita luhur mereka untuk dapat menjadi seorang pendidik dan mengabdi pada negeri harus pupus? Ternyata pemerintah menjawab tidak. Dengan dihapusnya akta 4, pemerinah telah menyiapkan gantinya dengan mengeluarkan kebijaan unt...