Aku rindu ketika sang mentari mulai menyembunyikan sinar. Menyeru pada jiwa-jiwa untuk kembali pulang ke peraduan. Jiwa-jiwa yang terkadang telah lelah berjalan. Jiwa yang telah jenuh untuk bermain peran dengan sang siang. Terkadang aku rindu pada sang petang. Yang hadirnya selalu saja menawarkan kedamaian. Karena siang tak selalu menjanjikan peran. Ia tawarkan kebahagian, namun ia sanding dengan penyesalan. Karena siang tak selamanya menjanjikan peran. Ia hadir membawa makna kehidupan, namun ia balut dengan rasa kekecewaan. Karena terkadang, siang tak selamanya bersahabat dengan sang petang. Mengaburkan harapan untuk masa depan, karena kesalahan yang seharusnya tak dilakukan. Ketika siang memilih untuk meninggalkan, namun malam tetap tenang dan bersahabat. Menemani dalam sebuah pencarian. Mengungkap makna akan pesan sang siang, yang katanya membawakan pesan kehidupan. Dan ternyata memang benar, malam mampu menjelaskan. Berbisik pada hati, menyeruak kedalam nurani. ...
Merangkai Kata, Membingkai Makna