Masih berbicara tentang
siapakah diri kita. Who am I? Ada point yang tak kalah penting ketika kita
telah memahami akan hakikat “Aku untuk Rabbku”. Pernahkah kita bercermin? Lalu,
apa saja yang dapat kau lihat dalam dirimu itu?? Apakah kau merasa menjadi
pribadi istimewa? Atau pribadi yang biasa-bisa saja? Atau bahkan kau tidak
pernah melihat hal yang menarik dari dirimu itu??
Ssstt, sudahlah..
Kawan, coba lihat kedalam. Ya, lihat kedalam.. Lebih dalam, lebih dalam lagi,
dan… Yap, kau menemukannya!! Disana, kau akan melihat dirimu dalam sebuah
cermin yang sejati. Pejamkan matamu, dan lihatlah dalam hatimu.. Disana kau
akan sadari, betapa sempurnanya Allah menciptakan dirimu. Ya, betapa
sempurnanya dirimu dengan segala potensi yang ada di dalam dirimu itu kawan.. Maka,
kita pun perlu memahami.. Memahami akan makna “Aku untuk Diriku”
2.
Aku
untuk diriku
Seperti sabda Rasulullah SAW, “Kamu
semua adalah pemimpin dan setiap kamu kelak akan ditanya tentang
kepimpinan. Ketua adalah pemimpin, kaum lelaki pemimpin kepada ahli
keluarganya, kaum wanita adalah pemimpin dan penjaga rumah tangga
suami dan anaknya, oleh itu setiap kamu adalah pemimpin dan setiap
kamu akan ditanya tentang kepimpinannya”.
Coba kita
garis bawahi pernyataan yang satu ini. “Setiap kamu adalah pemimpin”,
minimal pemimpin untuk dirinya sendiri. Seorang pemimpin itu pastilah seseorang
yang punya misi ke depan, punya tekad yang kuat, mandiri, mampu bertahan dalam
situasi dan kondisi yang sulit, punya semangat juang yang tinggi, dan yang
terpenting ia harus jauh lebih kuat dibanding teman-temannya dalam menghadapi
suatu tantangan.
Jika kita menggunakan teorema silogisme, dari
pernyataan-pernyataan tersebut dapat kita simpulkan bahwa setiap diri kita pada
dasarnya mempunyai bekal akan potensi tersebut. Untuk alasan dari silogisme
tersebut bisa dibaca kembali sebuah tulisan saya terdahulu. http://cosindonesianteacher.blogspot.com/2014/03/live-is-process.html
Manusia
adalah sebuah kekuatan yang begitu besar di muka bumi ini. Tugas manusia
sebagai khalifah di bumi, merupakan suatu alasan yang membuat Allah menciptakan
kita dari sari pati tanah untuk menjadi sosok manusia yang memiliki potensi luar
biasa. Seberapa besar potensi diri kita? Besarnya potensi manusia tidak dapat
diketahui secara pasti, karena yang kita tahu adalah perubahan potensi itu
sendiri.
Ok,
berbicara tentang potensi, bak sebuah ion, diri kita pun tak akan luput dari
yang namya kelebihan dan kelemahan. Tidak ada manusia yang sempurna, namun juga
tak seorong pun yang terlahir tanpa adanya kelebihan dalam dirinya. Oleh karena
itulah, kita sebagai manusia kudu dan wajib menggali apa sajakah yang menjadi
potensi dalam diri kita.
Terkadang
kita menganggap si A keren karena dia selalu lolos buat KTI/PKM, si B keren
karena IP nya selalu cumlaude, si C keren karena pinter bikin cerpen dan puisi,
si D keren karena pinter berargumen dan orasi, dan masih banyak lagi orang yang
kita anggap keren dengan potensi yang mereka miliki.
Padahal
guys, sebenarnya kita pun punya potensi yang mungkin jauh lebih hebat dari
mereka. Hanya saja, jika sampai saat ini kita belum juga mampu menemukan
potensi-potensi tersebut, itu tandanya kita belum berusaha untuk menggalinya.
Potensi itu ada, namun harus ada usaha untuk memunculkannya.
Taukah
kita, hidup di dunia ini pasti syarat akan dua pilihan. Ketika kita tak
disibukkan dengan hal-hal yang positif, sudah menjadi harga mati bahwa kita
akan selalu disibukkan dengan hal-hal negative. Dan ketika kita disibukkan
dengan hal tersebut, secara tidak langsung kita pun tengah berada dalam proses
menggali potensi-potensi kita. Potensi positif akan selalu digali dengan
kegiatan-kegitan positif, pun sebaliknya.
Terkadang,
kita memang perlu berproses untuk menemukan potensi apa saja yang telah lama
terpendam dalam diri kita. Taka apa, ikhlaskan saja dirimu dalam sebuah
pencarian. Jati diri memang terkadang senang bersembunyi. Bersembunyi dibalik sinar-sinar
lain. Sinar-sinar lain yang merabunkan penglihatanmu, hingga kau pun merasa
ahayamu tak sebenderang dengan cahanya. Tapi sekali lagi, tak apa.. Sesekali
kau boleh tak menghiraukannya sinar lainya. Cukup terpejam dan melihat kedalam.
Mencari cahayamu sendiri yang berada dalam kegelapan.
Sekali
lagi, proses terkadang tak mengenal masa. Mungkin kau sudah lama menunggu untuk
segera mengakhiri prosesnya, menunggu akan hadirnya cahaya. Taka pa, biarkan
jalanmu panjang, biarkan jalanmu indah. Kita hanya butuh bersabar dan konsisten dengan setiap ikhtiar kita.
Dan yakinlah, jika tiba saatnya nanti, Allah lah yang akan mewujudkan setiap
azzam yang kita perjuangkan. Tak perlulah kita berandai-andai untuk segera
mengakhiri prosesnya. Nikmati saja setiap lelah yang ada, karna akan ada hikmah
yang tak akan pernah didapat bagi yang tak melaluinya.
Hmm, sebenernya masih pingin mbahas poin ini lebih banyak, tapi sepertinya tulisan saya semakin panjang saja. Ok, pokoknya intinyaa, setiap diri kita adalah pemimpin, minimal ia mampu menjadi pemimpin untuk dirinya sendiri. Nah, Bagaimana peran kita untuki memimpin diri kita?? Yaitu dengan terus menerus memanajemen diri dan menggali potensi yang kita miliki, agar nantinya kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan berkualitas. Semangat memimpin diri untuk menjadi pribadi yang berkualitas ^_^
Surakarta, 23
Februari 2015
23:39
Cos Ma’arif H.
L
Comments
Post a Comment