(Sinopsis) Guru Sejati: Membangun Insan Berkarakter Kuat dan Cerdas (Bab V: Mendidik sebagai Amanah)
Eh, ketemu lagi.. Setelah kemarin absen nulis, sekarang
lanjut lagi yaa resensi bukunya untuk Bab V ini.
Sobat, taukah kita bahwa setiap apa yang kita lakukan hari
ini adalah sebuah amanah special yang telah Allah berikan khusus hanya bagi
hamba-hamba Nya yang mampu. Yang mampu? Benarkah? Ya, setiap apa yang kita
dapatkan adalah pilihan dari Allah untuk kita jalani sebagai amanah. Ingatkah
dengan sebuah ayat ini? Allah tidak akan memberikan suatu cobaan diluar
batas kemampuan manusia. (Al-Baqoroh:286).
Nah, begitu pula dengan amanah, Allah pun tak akan pernah
memberi amanah diluar batas kemampuan hambanya. Ini berarti Allah aja yakin
dong kalau kita mampu. Lantas, jika Allah saja yakin akan kemampuan kita
mengemban amanah, mengapa kita terkadang justru ragu akan kemampuan kita dalam
mengamban amanah?
Oke, daripada terlalu panjang lebar, kalau begitu langsung
aja yuk guys kita baca resensi bab ini.
Bab
V. Mendidik Sebagai Amanah
Guys, dalam dunia pendidikan amanah
terutama terjadi antara masyarakat sebagai pemberi amanah dan lembaga
pendidikan sebagai penerima amanah. Secara khusus orangtua menyerahkan anaknya
kepada guru agar dididik dan dikembangkan potensinya. Tidak mengkhianati amanah
merupakn bentuk komitmen dalam mengemban amanah, terutama yang berkaitan dengan
kejujuran. Banyak sekali kisah-kisah tentang kejujuran yang bisa diteladani
oleh guru sebagai pendidik.
Guys, ada qoute cantik nih Cicero ^^
Di manakah martabat akan bersanding kalau bukan di samping
kejujuran?(Cicero).
Upaya Mengemban Amanah
Setelah mengetahui apa itu amanah
dalam pendidikan, bagaimana sih upaya-upaya dalam mengemban amanah itu. Nah, agar
amanah dapat diemban dengan baik, maka diperlukan upaya-upaya agar suatu
lembaga tertentu dapat mengemban amanah yang dipercayakan oleh masyarakat. Terutama
diperlukan adanya, komitmen, kompeten, kerja keras dan konsisten.
Komitmen merupakan langkah awal dalam menerima, memenuhi, dan mengemban amanah.Sebagai perwujudan langkah awal tersebut adalah adanya ikrar atau janji yang harus dipenuhi. Setidaknya ada lima hal yang berkaitan dengan komitmen yang dapat dilakukan oleh seorang pendidik, yaitu:
- Memiliki visi ke depan dan tekad dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik
- Memiliki karakter, budi pekerti, dan akhlak yang mulia
- Mampu mengelola dan mengontrol diri dalam mendidik peserta didik.
- Mampu melakukan yang terbaik dalam mengembangkan potensi peserta didik
- Bekerja keras dengan penuh pengabdian.
Dapat dikatakan bahwa komitmen
seorang guru dalam mendidik adalah sebuah janji atau ikatan untuk mengemban
tugas mendidik yang dilakukan sebaik-baiknya agar tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan dapat tercapai.
Oya, nih ada qoute cantik lahi dari Motivator terkenal Zig Zaglar. Kebanyakan orang gagal meraih cita-citanya bukan karena tidak mampu, karena tidak komitmen. (Zig Ziglar, Motivator)
Kompeten. Guru yang kompeten adalah guru yang memiliki kemampuan dalam menyelenggarakan pembelajaran dan kemampuan memecahkan berbagai masalah dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Guru yang kompeten akan memberi kepercayaan diri kepada muridnya. Mampu memfasilitasi muridnya agar muridnya lebih berkompeten. Karena kompetensi merupakan kemampuan yang harus dipupuk dan dikembangkan melalui berbagai proses pembelajaran, menekuni pekerjaan, dengan sungguh-sungguh, dan bahkan berani mengambil resiko untuk menghadapi tantangan.
Kompetensi yang cukup penting adalah kompetensi yang dirumuskan oleh para ulama yang disebut dengan “Kompetensi Profetik” atau disebut dengan “Kompetensi SAFT ( SAFT competency ) . Kompetensi SAFT adalah singkatan dari “Shidiq, Amanah, Fathonah, dan Tabligh”
Oya, nih ada qoute cantik lahi dari Motivator terkenal Zig Zaglar. Kebanyakan orang gagal meraih cita-citanya bukan karena tidak mampu, karena tidak komitmen. (Zig Ziglar, Motivator)
Kompeten. Guru yang kompeten adalah guru yang memiliki kemampuan dalam menyelenggarakan pembelajaran dan kemampuan memecahkan berbagai masalah dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Guru yang kompeten akan memberi kepercayaan diri kepada muridnya. Mampu memfasilitasi muridnya agar muridnya lebih berkompeten. Karena kompetensi merupakan kemampuan yang harus dipupuk dan dikembangkan melalui berbagai proses pembelajaran, menekuni pekerjaan, dengan sungguh-sungguh, dan bahkan berani mengambil resiko untuk menghadapi tantangan.
Kompetensi yang cukup penting adalah kompetensi yang dirumuskan oleh para ulama yang disebut dengan “Kompetensi Profetik” atau disebut dengan “Kompetensi SAFT ( SAFT competency ) . Kompetensi SAFT adalah singkatan dari “Shidiq, Amanah, Fathonah, dan Tabligh”
- Kompetensi Shidiq. Pengertian shidiq dapat dijabarkan memiliki system keyakinan untuk merealisasi visi,misi dan tujuan. Dan memiliki kemampuan kepribadian yang stabil, dewasa, arif, jujur dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia.
- Kompetensi Amanah. Pengertian amanah dapat dijabarkan sebagai; rasa memiliki dan tanggung jawab yang tinggi, memiliki kemampuan mengembangkan potensi secara optimal, memiliki kemampuan mengamankan dan menjaga kelangsungan hidup, dan memiliki kemampuan membangun kemitraan dan jaringan
- Kompetensi Fathonah. Pengertian fathonah dapat dijabarkan : memiliki kemampuan adaptif terhadap perkembangan dan perubahan jaman, memiliki kompetensi yang unggul, bermutu, dan berdaya saing, memiliki kecerdasan intelektual, emosi dan spiritual
- Kompetensi Tabligh. Pengertian tabligh bila dijabarkan; memiliki kemampuan merealisasi pesan atau misi, memiliki kemampuan berinteraksi secara efektif dan memiliki kemampuan menerapkan pendekatan dan metode dengan tepat.
Kerja Keras.
Kerja keras dapat didifinisikan sebagai kemampuan mencurahkan atau
mengerahkan seluruh usaha dan kesungguhan, potensi yang dimiliki sampai akhir
masa suatu urusan hingga tujuan tercapai. Kerja keras merupakan modal yang
sangat penting dalam memperbaiki dan mengembangkan sesuatu. Upaya kerjakeras
itu akan menumbuhkan tingkat kepercayan dan keyakinan seseorang dalam mencapai
atau menginginkan sesuatu.
Buatlah usaha Anda berhasil dengan satu-satunya cara; kerja keras (Mark Cuban, Owner Dallas Maverick)
Konsisten.
Buatlah usaha Anda berhasil dengan satu-satunya cara; kerja keras (Mark Cuban, Owner Dallas Maverick)
Konsisten.
Guru dalam mengemban tugasnya harus memiliki kosistensi, berarti ia
selalu istiqomah, ajeg, fokus, sabar, dan ulet. Guru selalu melakukan perbaikan
secara terus menerus juga termasuk guru yang konsisten.
- Istiqomah. Guru harus istiqomah, artinya ia harus teguh dalam memegang prinsip dan memiliki pendirian yang keras dalam bekerja selalu mendasarkan norma, aturan, dan kaidah. Ia tidak terpengaruh oleh lingkungan tetapi sebaliknya.
- Ajeg. Guru harus secara ajeg melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi pekerjaannya. Jadi seorang guru harus ajeg belajar maka ia akan selalu berkembang ilmunya. Berarti ia menerapkan prinsip belajar seumur hidup. Seperi dalam hadist dinyatakan “ Menuntut ilmu itu mulai dari ayunan bunda hingga liang lahat”
- Fokus dan tuntas. Guru harus focus pada bidang studi keahliannya sehingga ia memiliki konsentrasi kajian yang mendalam. Berarti ia menguasai bidang studi tertentu yang menjadi tanggung jawabnya.Selain itu ia juga harus mampu menyelesaikan pekerjaannya secara tuntas. Artinya sebelum menginjak pada pekerjaan berikutnya ia mampu menyelesaikan pekerjaan secara akurat.
- Sabar dan Ulet. Guru yang konsisten, ia harus mau dan mampu melakukan sesuatu dalam dalam waktu yang relative lamawalaupun banyak cobaan , rintangan, ataupun tantangan. Renungkanlah kesabaran dan keuletan Khidir dan Musa dalam belajar mengajar. Perjalanan Nabi Muhammmad SAW bersam Zaid bin Haritsah ke Thaif. Cheng Men Lie Ye; Sabar menggapai cita-cita.
Sobat,
jika kita telah mendapat suatu amanah, itu pertanda kita pasti mampu
mengembannya jika kita bersungguh-sungguh dalam memperjuangkannya. Dan Ingatlah
sobat, setiap amanah yang kita emban akan selalu dimintai pertanggung
jawabannya. Setiap proker di sebuah organisasi saja setiap akhir kepengurusan
selalu ada LPJ, maka pastilah setiap proker kehidupan kita juga akan dimintai
pertanggung jawabannya di akhirat bukan?
Nah, begitu pula dengan amanah kita
sebagai seorang pendidik. Mendidik juga merupakan amanah yang sangat besar
sobat. Suatu saat kita akan dimintai pertanggung jawaban atas setiap ilmu yang
kita sampaikan, kita pun juga akan dimintai pertanggung jawaban dengan apa yang
telah kita lakukan untuk mendidik generasi-generasi kita. So, Keep it in your
memory. Mendidik tidak sekedar mengemban amanah dari orang tua peserta didik,
tetapi mendidik juga merupakan bentuk amanah yang telah Allah berikan untuk
para guru-guru hebat pilihannya :)
Surakarta, 08 Februari
2014
20:31
Cos Ma’arif H.
L
Comments
Post a Comment