Skip to main content

(Sinopsis) Guru Sejati: Membangun Insan Berkarakter Kuat dan Cerdas. Bab II Lagu, Tembang dan Hymne Guru



Hayo hayo, siapa yang hobby nyanyi nih. Yuk ayuk, nyanyi bareng! Bentar-bentar, kok ngajakin nyanyi yaa? Emang BAB II ini mau membahas apa sih? Ya, Bab II ini kita akan dikenalkan dengan bebrapa nyanyian yang berisi tentang pencitraan Guru dan Pendidikan kita. Penasaran?? Ok, kalo gitu langsung aja baca resensi ku di bawah ini yaa ^^ :D

Bab II. Lagu, Tembang, dan Himne tentang Guru

Himne Guru L/S; Sartono.
Terpujilah wahai engkau Ibu Bapak Guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan terukir di dalam hatiku
Sbagai prasasti terimakasihku tuk pengabdianmu
Engkau sebagai pelita dalam kehausan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa tanpa tanda jasa

Menggambarkan bahwa guru adalah profesi yang mulia, penuh pengabdian, dan memiliki peran yang sangat penting dalam menyiapkan sumber daya manusia(SDM) bangsa. Seorang guru akan menjadi pedoman manakala para muridnya sedang tersesat dalam jalan yang salah, menjadi figur yang mampu memberikan rasa tenang kepada muridnya yang tengah mengalami keputus asaan, menjadi figur yang teramat berjasa tanpa namun tanpa pernah mengharap jasa.

Ada juga lagu lawas yang berjudul Pak Guru dari Murry, Koes Plus. Padahal aku sebenarnya juga nggak tau sih Murry Koes Plus itu yang  mana ;D

Pak Guru (Murry, Koes Plus)
Abot sanggane tugase bapak ibu guru
Saben dinane mimpin putra-putrine
Pancen pak guru kudu sabar atine…………………(Bla bla bla, liriknya panjang :p )
Esuk lan sore penjaluke pak guru
Supoyo mulyo kabeh putra putrine

Eits, ternyata Om Fals juga nggak mau kalah sama yang lain. Lagu ciptaan Om Fals yang satu ini juga mengisahkan tentang suku duka jadi seorang guru. Tapi lebih tepatnya guru jaman dulu sih. Lagu ini cukup terkenal kok. Jadi sampai saat ini mungkin sebagian dari kita udah pernah ndenger lagu ini. Lagunya yang gimana sih? Oke oke, ini dia lagu dari Om Fals.. Jeengg jeenggg……

Oemar Bakri (Iwan Fals)
Oemar Bakri, Oemar Bakri banyak ciptakan menteri
Oemar Bakri professor, dokter, insinyur pun jadi
Tapi mengapa gaji guru Oemar Bakri seperti dikebiri
*dikit aja yaa, lanjutin nyanyi sendiri*

Nah, yang jelas lagu ini menggambarkn perjuangan seorang guru yang sederhana dan mampu mendidik murid-muridnya hingga pandai.Tapi profesinya belum mendapat perhatian secara wajar

O Iya, di bab kedua ini juga ada lagu jawa yang berkaitan dengan pendikan dan pendidik bangsa. Namun sayangnya aku nggak tau apa maksud dari lagunya :D yang jelas, lagunya gini nih, Cekidot :D

Dhandang Gula.( Serat Wulangreh, PB IV)
Ingkang wus tumukul
Tan mikir pawehing liyan
Iku pantes yen sira guronana kaki
Sartane kawruhana

Guys, sekarang udah jelas kan betapa berat tanggungjawab seorang guru, harus memimpin, menasehati dan mendidik putra-putrinya dan berharap agar putra-putrinya hidup di jalan yang lurus, istiqomah dan mulia. Nah tuh, besar banget kan pengabdian beliau? Jadi sudah jadi kewajiban bagi kita untuk selalu menghargai dan mengapresiasi perjuangan beliau guys ^^

Sebenarnya sih masih banyak lagu yang ditulis di buku ini, tapi sepertinya itu saja ya yang dapat ku resensi, sudah nggak sabar meresensi bab-bab yang lain yang jauh lebih extraordinary :D

Surakarta, 06 Februari 2014
17:50
Cos Ma’arif H. L

Comments

Popular posts from this blog

Urgensi Lembaga Legislatif dalam Dinamika Politik Kampus

Seiring dengan makin dikenalnya istilah student governence di lingkungan kampus, tentunya akan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang mendasar tentang apa sebenarnya student governance atau yang kita artikan sebagai pemerintahan mahasiswa. Disamping itu, pengkajian terhadap setiap tugas, peran dan fungsi dari tiap-tiap lembaga tersebut wajib kita ilhami dengan baik, sehingga sistem baku yang telah dibentuk dalam lingkungan kampus ini dapat berjalan secara dinamis dan sinergis dalam mewujudkan pemerintahan mahasiswa. Layaknya sebuah pemerintahan negara, “organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi diselenggarakan berdasarkan prinsip dari, oleh dan untuk mahasiswa”. Berangkat dari landasan tersebut, tentunya dapat kita simpulkan bahwa prinsip “dari mahasiswa, oleh mahasiswa, dan untuk mahasiswa” merupakan prinsip dasar dalam kehidupan mahasiswa. Untuk itu diperlukan suatu tatanan sistem organisasi mahasiswa untuk menjalankan prinsip-prinsip tersebut. Sistem student governe...

Yaa Muqollibal Qulub, Tsabit Qolbii 'ala Diinik

Ya, Rabb.. Bersama senja, Kau ketuk lagi hati ini. Hati yang tengah mencari arti dalam jalan yang sunyi. Kau getarkan kembali hati ini, ketika ia tengah nyaris mati tak berdetak. Kau hadirkan lagi memori itu, saat kami berada pada satu garis perjuangan yang sama. Kau ingatkan kembali pada sebuah janji yang sempat teruntai bersama tangis air mata dan doa. Yaa, Rabb. Tanpa kusampaikan lewat barisan kata pun, aku yakin, Kau mengerti apa yang ditanyakan oleh segumpal daging yang ada didalam raga ini. Aku mencintai Mu, namun bagaimana dengan ridho orang tua ku? Hendak kemana aku mencari jawaban atas kegelisahn hati ini? Aku ingin berjalan dijalan Mu. Sungguh, benar-benar ingin… Namun sungguh, aku tak tahu, hendak ku langkahkan pada persimpangn jalan yang mana langkah kaki ini. Aku hanya takut, aku salah dalam mengambil keputusan. Ketika jalan ini kau buka dengan lapang untuk menjadi jalanku untuk lebih mudah menggapai cintaMu, justru aku sia-siakan dan tutup rapat karena ketidaktah...

PPG Jalur Instan Mencetak Guru Profesional (?)

Hmm, lagi-lagi pingin membahas masalah PPG. Walaupun masalah PPG ini sudah pernah saya bahas di tulisan terdahulu dalam blog ini, boleh deh kita bahas lagi. Mumpung lagi panas :) Berbicara mengenai pengahapusan akta 4 per Juni 2014 bagi mahasiswa FKIP UNS, pasti erat hubungannya dengan isu PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang menjadi momok dan pembicaran panas di kalangan mahasiswa FKIP. PPG merupakan pendidikan lanjutan bagi setiap mahasiswa lulusan Kependidikan maupun Non   Kependidikan yang ingin tersertifikasi menjadi guru profesional.  Menurut wacana, lulusan mahasiswa FKIP mulai Juni, 2014 tidak lagi mendapatkan akta 4 sebagai syarat mereka untuk mengajar. Lantas bagaimanakah nasib para lulusan FKIP di tahun 2015 dan setelahnya? Apakah cita-cita luhur mereka untuk dapat menjadi seorang pendidik dan mengabdi pada negeri harus pupus? Ternyata pemerintah menjawab tidak. Dengan dihapusnya akta 4, pemerinah telah menyiapkan gantinya dengan mengeluarkan kebijaan unt...