Skip to main content

(Sinopsis) Guru Sejati: Membangun Insan Berkarakter Kuat dan Cerdas (Bab VII: Mendidik dengan Hati)



Sampaikan dengan hati, maka akan diterima pula dengan hati. Sudah sering mendengar quote itu kan?? Ya, begitu pula dengan mendidik. Mendidik itu juga merupakan bentuk penyampaian. Apalagi segala yang disampaikan dalam pendidikan itu tidak hanya pesan yang keluar dari lisan, namun juga termasuk perbuatan. Seorang pendidik hanya akan mampu menyampaikan pesan nya secara sempurna melalui hati. Percaya? Ya, wajib percaya. Mengapa demikian? Segala sesuatu yang disampaikan dengan hati itu akan tulus dan ikhlas. Masih ingat kan kunci kesuksesan itu apa? Ikhlas, seperti yang telah dituliskan dalam resensi bab I beberapa hari yang lalu. Mau lebih tau the miracle of the heart?? Ayuk ayuk dibaca dulu resensi bab VII ini.

Bab VII. Mendidik dengan Hati
Hati merupakan sesuatu yang paling mulia pada diri manusia. Peran hati terhadap seluruh anggota atau organ tubuh dapat diibaratkan seperti raja dan prajuritnya. Semua bekerja atas dasar perintahnya dan tunduk kepadanya.
Kemampuan guru untuk membuka hati peserta didik sangat diperlukan. Untuk membuka hati peserta didik, guru harus berupaya membangkitkan “rasa cinta” kepada peserta didik demikian juga sebaliknya agar peserta didik memiliki rasa cinta dan bersimpati dengan gurunya. Dalam konteks cinta ini maka peran suara hati sab\ngat penting artinya sekaligus merupakan kunci keberhasilan dalam mendidik peserta didik.
Seseorang mempelajari tentang orang lain melalui hati, bukan melalui mata dan pikiran
(Mark Twin).
Untuk mengaktualisasikan pendidikan dan pembelajaran dengan suara hati, maka guru dapat mendasarkan pada:
1.Mendidik untuk mencari keridhaan Yang Maha Kuasa
2.Mendidik merupakan tugas mulia
3.Mendidik merupakan tugas utama guru

Inti pendidikan dengan hati adalah membangun sebuah motivasi yang tumbuh dari dalam diri secara ikhlas. Dengan kata lain bagaimana menumbuhkan motivasi internal untuk melakukan suatu aktivitas. Motivasi internal itu jauh lebih bermakna dalam melakukan sesuatu bila dibandingkan dengan aktivitas yang dilandasi motivasi eksternal. Dorongan inilah yang membangkitkan sebuah kesadaran dalam melakukan sesuatu, yang pada gilirannya skan membangun sebuah sistem kepercayaan atau keyakinan.
Sebaik-baik yang tertanam di dalam hati adalah keyakinan (HR. Al-Baihaqi)
Berdoalah kepada Allah dengan penuh keyakinan akan dikabulkan doamu, dan ketahuilah Allah tidak akan mengabulkan doa dari hati yang lalai (HR. At-Tirmidzi)
Sistem Keyakinan (Believe System). Keyakinan (system keyakinan) merupakan sesuatu yang terbaik yang tertanam dalam hati seseorang. Jadi harus dibangun dengan benar dan kokoh. Karena keyakinan sangat berpengaruh dalam mewujudkan tujuan, termasuk tujuan pendidikan. Sistem keyakinan akan mengarahkan pada pada tindakan yang dilakukan. Sistem keyakinan dapat dikatakan sebagai sumber atau rohnya komitmen. Apakah system keyakinan itu akan menjadi kenyataanatau dapat kita wujudkan atau tidak, sangat tergantung pada diri kita sendiri.
Sebagaimana dinyatakan dalam hadits Qudsi yang berbunyi;”…..Sesungguhnya Allah berfirman;’ Aku (Tuhan) menurut persangkaan hamba-Ku terhadap-ku. Dan Aku bersamanya jika ia berdo’a kepada-Ku (HR. At-Turmudzi)
Sistem keyakinan harus dibangun melalui berbagai upaya yang diarahkan pada terwujudnya cita-cita atau tujuan sehingga dapat menumbuhkan keyakinanyang nyata serta membangkitkan semangat yang tinggi.
Nah lohh.. gimana, udah percaya belum nih sama the miracle of the heart? Gimana, mau sukses menjadi guru, orang tua, pemimpin, dan apapun itu? nggak usah bingung gimana caranya, sampaikan saja semua dengan hati J

Surakarta, 10 Februari 2014
22:56
Cos Ma’arif H. L

Comments

Popular posts from this blog

Urgensi Lembaga Legislatif dalam Dinamika Politik Kampus

Seiring dengan makin dikenalnya istilah student governence di lingkungan kampus, tentunya akan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang mendasar tentang apa sebenarnya student governance atau yang kita artikan sebagai pemerintahan mahasiswa. Disamping itu, pengkajian terhadap setiap tugas, peran dan fungsi dari tiap-tiap lembaga tersebut wajib kita ilhami dengan baik, sehingga sistem baku yang telah dibentuk dalam lingkungan kampus ini dapat berjalan secara dinamis dan sinergis dalam mewujudkan pemerintahan mahasiswa. Layaknya sebuah pemerintahan negara, “organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi diselenggarakan berdasarkan prinsip dari, oleh dan untuk mahasiswa”. Berangkat dari landasan tersebut, tentunya dapat kita simpulkan bahwa prinsip “dari mahasiswa, oleh mahasiswa, dan untuk mahasiswa” merupakan prinsip dasar dalam kehidupan mahasiswa. Untuk itu diperlukan suatu tatanan sistem organisasi mahasiswa untuk menjalankan prinsip-prinsip tersebut. Sistem student governe...

Yaa Muqollibal Qulub, Tsabit Qolbii 'ala Diinik

Ya, Rabb.. Bersama senja, Kau ketuk lagi hati ini. Hati yang tengah mencari arti dalam jalan yang sunyi. Kau getarkan kembali hati ini, ketika ia tengah nyaris mati tak berdetak. Kau hadirkan lagi memori itu, saat kami berada pada satu garis perjuangan yang sama. Kau ingatkan kembali pada sebuah janji yang sempat teruntai bersama tangis air mata dan doa. Yaa, Rabb. Tanpa kusampaikan lewat barisan kata pun, aku yakin, Kau mengerti apa yang ditanyakan oleh segumpal daging yang ada didalam raga ini. Aku mencintai Mu, namun bagaimana dengan ridho orang tua ku? Hendak kemana aku mencari jawaban atas kegelisahn hati ini? Aku ingin berjalan dijalan Mu. Sungguh, benar-benar ingin… Namun sungguh, aku tak tahu, hendak ku langkahkan pada persimpangn jalan yang mana langkah kaki ini. Aku hanya takut, aku salah dalam mengambil keputusan. Ketika jalan ini kau buka dengan lapang untuk menjadi jalanku untuk lebih mudah menggapai cintaMu, justru aku sia-siakan dan tutup rapat karena ketidaktah...

PPG Jalur Instan Mencetak Guru Profesional (?)

Hmm, lagi-lagi pingin membahas masalah PPG. Walaupun masalah PPG ini sudah pernah saya bahas di tulisan terdahulu dalam blog ini, boleh deh kita bahas lagi. Mumpung lagi panas :) Berbicara mengenai pengahapusan akta 4 per Juni 2014 bagi mahasiswa FKIP UNS, pasti erat hubungannya dengan isu PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang menjadi momok dan pembicaran panas di kalangan mahasiswa FKIP. PPG merupakan pendidikan lanjutan bagi setiap mahasiswa lulusan Kependidikan maupun Non   Kependidikan yang ingin tersertifikasi menjadi guru profesional.  Menurut wacana, lulusan mahasiswa FKIP mulai Juni, 2014 tidak lagi mendapatkan akta 4 sebagai syarat mereka untuk mengajar. Lantas bagaimanakah nasib para lulusan FKIP di tahun 2015 dan setelahnya? Apakah cita-cita luhur mereka untuk dapat menjadi seorang pendidik dan mengabdi pada negeri harus pupus? Ternyata pemerintah menjawab tidak. Dengan dihapusnya akta 4, pemerinah telah menyiapkan gantinya dengan mengeluarkan kebijaan unt...