Skip to main content

(Sinopsis) Guru Sejati: Membangun Insan Berkarakter Kuat dan Cerdas (Bab X: Berfikir dan Bertindak Cerdas)



Sobat, menurut kalian yang dinamakan cerdas itu yang gimana sih? Berdasarkan fakta nih, bagi sebagian orang, cerdas itu selalu dengan di identikkan dengan angka. Entah itu angka pada peringkat kelas, nilai raport atau IP, atau nilai apapun itu. Tapi apakah benar, sesempit itukah definisi cerdas yang dimaksud? Apa hanya sebatas itu saja seseorang dapat dikatakan cerdas? Lalu, jika yang dimaksud cerdas tak sekedar dengan itu, apa makna cerdas yang sebenarnya? Orang yang bagaimana saja yang bisa dimasukkan dalam kategori orang cerdas? Ah, sepertinya terlalu banyak pertanyaan yang harus dijawab. Kalau begitu, langsung aja yuk baca resensinya.

Bab X. Berpikir dan Bertidak Cerdas
Orang yang cerdik adalah orang yang dapat menaklukkan hawa nafsunya dan beramal untuk bekal sesudah mati. Orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan muluk kepada Allah. (HR. Abu Daud)

Umar bin Khattab mendifinisikan orag yang cerdas bukanlah orang yang mampu membedakan antara yang baikdan yang buruk, melainkan orang yang bisa mengetahui mana yang terbaik diantara dua kebaikan dan mana yang buruk diantara dua keburukan (Hasan Zakaria Fulaifal,2006:61)

Difinisiini mencakup bukan saja aspek intelektual tapi juga mencakup aspek emosi dan spiritual. Yang dimaksud dengan kecerdasan Intelektual (Intelegence Quotient) adalah kemampuan berurusan dengan abstraksi-abtraksi; kemampuan mempelajari sesuatu;kemampuan menangani situasi-situasi baru. Walaupun kecerdasn itelektual bukan satu-satunya factor yang menentukan keberhasilan seseorang , tetapi peran intelektual sangat penting dalam mengidentifikasi masalah, menganalisis dan mensintesis objek, memberi objek , memberikan informasi tentang baik-buruk, dan untung rugi.

Sedangkan kecerdasan emosi (Emotional Quotient) adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan emosinya pada saat menghadapi situasi yang menyenangkan maupun yang menyakitkan. Stain and Book(2003:30) mengemukakan bahwa EQ adalah serangkaian kecakapan yang memungkinkan kita melapangkan jalan di dunia yang rumit, yaitu aspek pribadi, sosial, dan pertahanan dari seluruh kecerdasan ,akal sehat yang penuh misteri,dan kepekaan yang penting untuk berfungsi secara efektif setiap hari.

Yang tak kalah penting adalah kecerdasan Spiritual (Spititual Quotient). Zohar dan Marshall (2007:4) mengemukakan bahwa kecerdasn spiritual adalah kecerdasn untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasn untuk menempatkan prilaku dan hidup kitadalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasn untuk menilai bahwa tidakan atau jaln hidup seseorang lebih bermakna disbanding dengan yang lain. Dan SQ merupakn landasan tertinggi kita. Lebih lanjut Zohar dan Marshall (2007:14)
SQ berkembang mencakup hal-hal seperti berikut:

  1. Kemampuan bersikap fleksibel(adaftif secara spontan dan aktif)
  2. Tingkat kesadaran yang tinggi
  3. Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan
  4. Kemampuan untuk menghadapi dan melawan rasa sakit
  5. Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai
  6. Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu
  7. Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal (berpandangan “holistik”)
  8. Kecenderungan nyata untuk bertanya “mengapa” atau “bagaimana jika” untuk mencari jawaban-jawaban yang mendasar.
  9. Menjadi apa yang disebut oleh psikolog sebagai “bidang mandiri”, yaitu memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konvensi.


Kecerdasn spiritual adalah kecerdasan ruhaniah, kecerdasn hati, dan kecerdasanjiwa. QS akan mengembalikan manusiakepada mahkuk spiritual, yang merupakn fitrah kejadiannya. Akan tetapi dalam perjalanan hidupnya, manusia dapat berjalan menjauh dari fitrah tersebut disebabkan faktor-faktor eksternal, seperti cobaan, ujian, atau pengaruh lain. Kebahagian hakiki terletak pada pemenuhan yang bersifatspiritual tersebut.
Di dalam Islam untuk membangun kecerdasn spiritual diwujudkan dalam membangun suatu ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Taqwa memiliki kedudukan dan fungsi yang sangat penting dalam mengarungi kehidupan. Setidaknya ada tiga dimensi mengenai pentingnya taqwa dalam membangun kecerdasn spiritual, yaitu;

  1. Sebaik-baik bekal hidup adalah taqwa;……Berbekallah dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa dan bertaqwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang berakal(Al Baqarah/2;197)
  2. Semulia-mulianya kedudukan seseorang di sisi Allah adalah karena taqwanya;….Sesungguhnya semulia-mulianya kamu di sisi Allah karena ketaqwaanmu…….(Al Hujarat/49;13)
  3. Orang yang bertaqwa akan mendapatkan jalan keluar……..Barang siapa yang bertqwa kepada Allah niscaya Allah akan mengadakan baginya jalan keluar (Ath Thalaaq/65;2)


Nah tuu, kalian termasuk dalam pemuda yang cerdas dalam bidang apa kawan? Semoga saja kita para calon guru hebat Indonesia memiliki kecerdasaan di ketiga aspek tersebut. Yuk Guys, kita  mencerdaskan diri sebelum kita mencerdaskan bangsa ^^

Surakarta, 13 Februari 2014
20:56
Cos Ma’arif H. L


Comments

Popular posts from this blog

Urgensi Lembaga Legislatif dalam Dinamika Politik Kampus

Seiring dengan makin dikenalnya istilah student governence di lingkungan kampus, tentunya akan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang mendasar tentang apa sebenarnya student governance atau yang kita artikan sebagai pemerintahan mahasiswa. Disamping itu, pengkajian terhadap setiap tugas, peran dan fungsi dari tiap-tiap lembaga tersebut wajib kita ilhami dengan baik, sehingga sistem baku yang telah dibentuk dalam lingkungan kampus ini dapat berjalan secara dinamis dan sinergis dalam mewujudkan pemerintahan mahasiswa. Layaknya sebuah pemerintahan negara, “organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi diselenggarakan berdasarkan prinsip dari, oleh dan untuk mahasiswa”. Berangkat dari landasan tersebut, tentunya dapat kita simpulkan bahwa prinsip “dari mahasiswa, oleh mahasiswa, dan untuk mahasiswa” merupakan prinsip dasar dalam kehidupan mahasiswa. Untuk itu diperlukan suatu tatanan sistem organisasi mahasiswa untuk menjalankan prinsip-prinsip tersebut. Sistem student governe...

Yaa Muqollibal Qulub, Tsabit Qolbii 'ala Diinik

Ya, Rabb.. Bersama senja, Kau ketuk lagi hati ini. Hati yang tengah mencari arti dalam jalan yang sunyi. Kau getarkan kembali hati ini, ketika ia tengah nyaris mati tak berdetak. Kau hadirkan lagi memori itu, saat kami berada pada satu garis perjuangan yang sama. Kau ingatkan kembali pada sebuah janji yang sempat teruntai bersama tangis air mata dan doa. Yaa, Rabb. Tanpa kusampaikan lewat barisan kata pun, aku yakin, Kau mengerti apa yang ditanyakan oleh segumpal daging yang ada didalam raga ini. Aku mencintai Mu, namun bagaimana dengan ridho orang tua ku? Hendak kemana aku mencari jawaban atas kegelisahn hati ini? Aku ingin berjalan dijalan Mu. Sungguh, benar-benar ingin… Namun sungguh, aku tak tahu, hendak ku langkahkan pada persimpangn jalan yang mana langkah kaki ini. Aku hanya takut, aku salah dalam mengambil keputusan. Ketika jalan ini kau buka dengan lapang untuk menjadi jalanku untuk lebih mudah menggapai cintaMu, justru aku sia-siakan dan tutup rapat karena ketidaktah...

PPG Jalur Instan Mencetak Guru Profesional (?)

Hmm, lagi-lagi pingin membahas masalah PPG. Walaupun masalah PPG ini sudah pernah saya bahas di tulisan terdahulu dalam blog ini, boleh deh kita bahas lagi. Mumpung lagi panas :) Berbicara mengenai pengahapusan akta 4 per Juni 2014 bagi mahasiswa FKIP UNS, pasti erat hubungannya dengan isu PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang menjadi momok dan pembicaran panas di kalangan mahasiswa FKIP. PPG merupakan pendidikan lanjutan bagi setiap mahasiswa lulusan Kependidikan maupun Non   Kependidikan yang ingin tersertifikasi menjadi guru profesional.  Menurut wacana, lulusan mahasiswa FKIP mulai Juni, 2014 tidak lagi mendapatkan akta 4 sebagai syarat mereka untuk mengajar. Lantas bagaimanakah nasib para lulusan FKIP di tahun 2015 dan setelahnya? Apakah cita-cita luhur mereka untuk dapat menjadi seorang pendidik dan mengabdi pada negeri harus pupus? Ternyata pemerintah menjawab tidak. Dengan dihapusnya akta 4, pemerinah telah menyiapkan gantinya dengan mengeluarkan kebijaan unt...