Skip to main content

Ngabuburit #4: Memutus Ketidakteraturan

Aku ingin menjawab tanya, pada kegelisahan hati atas takdir yang kau duga berkhianat pada upaya. 
Aku ingin menjawab tanya, pada lelah yang kau dakwa karma buruk atas ketidakberuntungan hidup.

Pada setiap jengkal upaya yang kau anggap sia-sia. 
Pada sebait doa yang kau racau, sebab fikirmu semesta tak lagi menerima.

Mungkin saat ini lelahmu singgah di tempat yang tidak tepat. 
Atau justru hilang arah dalam perjalanan panjang yang kau kira tak memiliki titik akhir. 

Maka seharusnya sejenak kita bermuhasabah. 
Merenungi atas apa-apa saja yang membuat upayamu terhalang. 
Atas apa-apa saja yang membuat Rabb mu belum kunjung mengetuk takdir yang terus dan terus kau perjuangkan.

Kata Bapak, bila dalam hidup ada banyak urusanmu yang tak kunjung selesai, juga masalah yang tak kunjung reda, atau bahkan pengharapan yang tak kunjung terwujud, pastilah ada yang salah dalam hidupmu. Maka bertanyalah. Bertanyalah pada hati dan nuranimu.

Ketidakteraturan hidup, tak selamamya datang dari perkara-perkara "yang kau anggap" besar. Kesemuanya bisa tersebab dari perkara remeh temeh yang sering kita duakan, sering kita lupakan. Sholat misalnya. 

Boleh jadi, semua ketidakteraturan itu berawal dari sholat yang kau tunda, atau rukun sholat yang sengaja kau remehkan. 

Boleh jadi pula, ketidakteraturan hidupmu juga berawal dari amalan-amalan kecil lain yang kau kesampingkan. Menjaga perasaan orang lain, sopan dalam berperilaku, santun dalam bertutur kata, ikhlas dalam beramal, jujur dalam berkepribadian, serta masih banyak perkara-perkara "remeh" lainnya yang harus engkau jaga. 

Maka, sudah seharusnya kita mulai memutus rantai ketidakteraturan hidup dengan menjaga perkara-perkara yang sempat kau anggap remeh itu.
Sudah seharusnya kita meminta maaf atas banyaknya prasangka buruk pada Rabb kita atas beban hidup kita. 
Sudah saatnya pula kita menghapus sumpah serapah yang tak sengaja kita ucap. 

Bahwa sebaik-baik pribadi adalah yang mau menuruti apa yang dikatakan hati.
Mencoba mendengar bisik lirih pesan yang telah disampaikan oleh Rabbmu. 

Semoga berawal dari Ramadhan kali ini, hatimu semakin lapang.
Semoga berawal dari Ramadhan kali ini, Allah selalu memudahkan setiap urusanmu, serta meridhoi segala upayamu.


Selamat berbenah, hati yang baik ;)


4 Ramadhan 1439 H
Masjid As-Salam Surakarta
18.41
Cos Ma'arif

Comments

Popular posts from this blog

Urgensi Lembaga Legislatif dalam Dinamika Politik Kampus

Seiring dengan makin dikenalnya istilah student governence di lingkungan kampus, tentunya akan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang mendasar tentang apa sebenarnya student governance atau yang kita artikan sebagai pemerintahan mahasiswa. Disamping itu, pengkajian terhadap setiap tugas, peran dan fungsi dari tiap-tiap lembaga tersebut wajib kita ilhami dengan baik, sehingga sistem baku yang telah dibentuk dalam lingkungan kampus ini dapat berjalan secara dinamis dan sinergis dalam mewujudkan pemerintahan mahasiswa. Layaknya sebuah pemerintahan negara, “organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi diselenggarakan berdasarkan prinsip dari, oleh dan untuk mahasiswa”. Berangkat dari landasan tersebut, tentunya dapat kita simpulkan bahwa prinsip “dari mahasiswa, oleh mahasiswa, dan untuk mahasiswa” merupakan prinsip dasar dalam kehidupan mahasiswa. Untuk itu diperlukan suatu tatanan sistem organisasi mahasiswa untuk menjalankan prinsip-prinsip tersebut. Sistem student governe...

Yaa Muqollibal Qulub, Tsabit Qolbii 'ala Diinik

Ya, Rabb.. Bersama senja, Kau ketuk lagi hati ini. Hati yang tengah mencari arti dalam jalan yang sunyi. Kau getarkan kembali hati ini, ketika ia tengah nyaris mati tak berdetak. Kau hadirkan lagi memori itu, saat kami berada pada satu garis perjuangan yang sama. Kau ingatkan kembali pada sebuah janji yang sempat teruntai bersama tangis air mata dan doa. Yaa, Rabb. Tanpa kusampaikan lewat barisan kata pun, aku yakin, Kau mengerti apa yang ditanyakan oleh segumpal daging yang ada didalam raga ini. Aku mencintai Mu, namun bagaimana dengan ridho orang tua ku? Hendak kemana aku mencari jawaban atas kegelisahn hati ini? Aku ingin berjalan dijalan Mu. Sungguh, benar-benar ingin… Namun sungguh, aku tak tahu, hendak ku langkahkan pada persimpangn jalan yang mana langkah kaki ini. Aku hanya takut, aku salah dalam mengambil keputusan. Ketika jalan ini kau buka dengan lapang untuk menjadi jalanku untuk lebih mudah menggapai cintaMu, justru aku sia-siakan dan tutup rapat karena ketidaktah...

PPG Jalur Instan Mencetak Guru Profesional (?)

Hmm, lagi-lagi pingin membahas masalah PPG. Walaupun masalah PPG ini sudah pernah saya bahas di tulisan terdahulu dalam blog ini, boleh deh kita bahas lagi. Mumpung lagi panas :) Berbicara mengenai pengahapusan akta 4 per Juni 2014 bagi mahasiswa FKIP UNS, pasti erat hubungannya dengan isu PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang menjadi momok dan pembicaran panas di kalangan mahasiswa FKIP. PPG merupakan pendidikan lanjutan bagi setiap mahasiswa lulusan Kependidikan maupun Non   Kependidikan yang ingin tersertifikasi menjadi guru profesional.  Menurut wacana, lulusan mahasiswa FKIP mulai Juni, 2014 tidak lagi mendapatkan akta 4 sebagai syarat mereka untuk mengajar. Lantas bagaimanakah nasib para lulusan FKIP di tahun 2015 dan setelahnya? Apakah cita-cita luhur mereka untuk dapat menjadi seorang pendidik dan mengabdi pada negeri harus pupus? Ternyata pemerintah menjawab tidak. Dengan dihapusnya akta 4, pemerinah telah menyiapkan gantinya dengan mengeluarkan kebijaan unt...