Skip to main content

Ngabuburit #9: Tentang Pernikahan

Tulisan kali ini, mungkin akan memiliki genre yang berbeda dari biasanya. Sedikit serius, sedikit mikir.

Berawal dari chat curhatan salah seorang adik BEM ku yang sedang dilema karna mendapat chat yg cukup serius dari MR nya. Bahwa beberapa hari yang lalu ada seorang ikhwan yang menanyakan kesiapaannya untuk memulai sebuah ta'aruf. Tentunya, ini menjadi sebuah pertanyaan yang amat sangat sulit baginya. Karena di usianya saat ini, ia masih merasa terlalu muda untuk berada pada fase tersebut. Masih banyak yang harus diselesaikan, masih banyak yg belum dipersiapkan. Sebab baginya, menikah bukanlah perkara yang remeh.

Disatu sisi yang lain, salah satu group WA ku pun juga sempat ramai dengan candaan perkara pernikahan. Guyonan nikah muda, panitia pernikahan, dan hahahihi lainnya mengenai pernikahan menjadi topik  yang cukup menarik sehingga mampu menghidupkan group yang sudah cukup lama sepi menjadi ramai kembali.

Terlepas dari kedua hal tersebut, saya pun sudah lama menyimpan uneg-uneg mengenai fenomena yang satu ini. Yang saat ini sungguh sangat marak baik di akun media sosial atau kajian remaja. Yang membuat saya sedikit senang, namun juga banyak resah dan khawatirnya.

Fenomena "Nikah Muda". Di kalangan anak muda, topik yang satu ini menjadi salah satu topik paling menarik untuk dikupas. Bahkan, di medsos pun banyak akun-akun islami yang hadir sebagai media propaganda nikah muda. Mulai dari komik dengan tokoh ikhwan dan akhwat yang sedang memendam rasa satu sama lain, juga video-video komedi yang sengaja dibuat untuk menarik animo anak muda untuk menyegerakan menikah di usia muda.

Lantas, positifkah? Atau sebaliknya?

Bagi saya pribadi, iming-iming tersebut cukup sangat berpengaruh besar untuk menghindarkan para pemuda-pemudi kita dari zina. Jelas, dari pada pacaran mending nikah aja, dari pada hatinya liar, mending nikah aja.

Betul, sangat betul. Tidak ada yang salah pada segi itu. Namun permasalahannya adalah, saya melihat ada part yang terpotong dari upaya tersebut. Maraknya ajakan nikah muda tidak sebanding dengan banyaknya pendidikan dan pencerdasan pemuda-pemudi kita tentang bekal apa-apa saja yang harus dimiliki untuk menuju pada fase tersebut, juga tentang bagaimana kompleksnya menyatukan dua pemikiran manusia untuk menuju pada satu tujuan yang sama. Padahal kesemuanya tidak mudah. Tidak pernah akan mudah.

Membina sebuah rumah tangga adalah amanah yang besar. Bukan perkara yang satu hari terjadi, satu hari selesai. Itulah mengapa, selain bekal yang cukup untuk menuju fase tersebut, memilih pasangan juga merupakan hal yang tak kalah penting dalam mewujudkan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah.

Seperti yang kita tahu, menikah adalah menyempurkan separuh agama. Bagaimana tidak, sebab ada banyak sekali amalan-amalan yang hanya dapat dilakukan ketika kita telah memasuki gerbang pernikahan. Seperti halnya berbaktinya seorang istri pada suami, bagaimana memberikan tarbiyah yang baik pada muharrik kecilnya, tak lain adalah perkara-perkara yang hanya dapat dilakukan pasca seseorang menikah. Dan lebih dalamnya lagi, jenjang amalan yang akan kita lakukan pasca menikah memiliki rentan waktu yang lebih lama. Maka, sudah menjadi kebutuhan bahwa setiap manusia seharusnya mempersiapkan pernikahan dengan sebaik mungkin.

Andaikan setiap orang paham, bahwa menikah bukan hanya menyoal tentang waktu, keberanian, juga kesempatan, namun juga soal keimanan dan ketaqwaan.

Andaikan setiap orang paham, bahwa menikah bukan hanya mengikat janti atas dua insan manusia, namun juga pada Tuhannya

Andaikan setiap orang paham, bahwa menikah adalah amanah yang besar. Bukan sekedar perlombaan. Siapa lebih cepat, dia lebih baik.

Semoga kita menjadi orang yang menyegerakan dalam bersiap, bukan hanya sekedar menyegerakan mendatangkan fase yang sejatinya kita belum siap.

Semoga pula kita bukanlah bagian dari orang-orang yang menunda, tetapi juga bukan pula bagian orang-orang yang tidak siap ketika memang fase tersebut telah datang.

Selamat berbenah hati yang baik~

9 Ramadhan 1439 H
Masjid As-Salam
16.57
Cos Ma'arif H.L

Comments

  1. Adik BEM?? Siapa mbak?

    ReplyDelete
  2. Siapa siapa siapanya dong, siapanya dong, dang ding dong 😅

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Urgensi Lembaga Legislatif dalam Dinamika Politik Kampus

Seiring dengan makin dikenalnya istilah student governence di lingkungan kampus, tentunya akan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang mendasar tentang apa sebenarnya student governance atau yang kita artikan sebagai pemerintahan mahasiswa. Disamping itu, pengkajian terhadap setiap tugas, peran dan fungsi dari tiap-tiap lembaga tersebut wajib kita ilhami dengan baik, sehingga sistem baku yang telah dibentuk dalam lingkungan kampus ini dapat berjalan secara dinamis dan sinergis dalam mewujudkan pemerintahan mahasiswa. Layaknya sebuah pemerintahan negara, “organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi diselenggarakan berdasarkan prinsip dari, oleh dan untuk mahasiswa”. Berangkat dari landasan tersebut, tentunya dapat kita simpulkan bahwa prinsip “dari mahasiswa, oleh mahasiswa, dan untuk mahasiswa” merupakan prinsip dasar dalam kehidupan mahasiswa. Untuk itu diperlukan suatu tatanan sistem organisasi mahasiswa untuk menjalankan prinsip-prinsip tersebut. Sistem student governe...

Yaa Muqollibal Qulub, Tsabit Qolbii 'ala Diinik

Ya, Rabb.. Bersama senja, Kau ketuk lagi hati ini. Hati yang tengah mencari arti dalam jalan yang sunyi. Kau getarkan kembali hati ini, ketika ia tengah nyaris mati tak berdetak. Kau hadirkan lagi memori itu, saat kami berada pada satu garis perjuangan yang sama. Kau ingatkan kembali pada sebuah janji yang sempat teruntai bersama tangis air mata dan doa. Yaa, Rabb. Tanpa kusampaikan lewat barisan kata pun, aku yakin, Kau mengerti apa yang ditanyakan oleh segumpal daging yang ada didalam raga ini. Aku mencintai Mu, namun bagaimana dengan ridho orang tua ku? Hendak kemana aku mencari jawaban atas kegelisahn hati ini? Aku ingin berjalan dijalan Mu. Sungguh, benar-benar ingin… Namun sungguh, aku tak tahu, hendak ku langkahkan pada persimpangn jalan yang mana langkah kaki ini. Aku hanya takut, aku salah dalam mengambil keputusan. Ketika jalan ini kau buka dengan lapang untuk menjadi jalanku untuk lebih mudah menggapai cintaMu, justru aku sia-siakan dan tutup rapat karena ketidaktah...

PPG Jalur Instan Mencetak Guru Profesional (?)

Hmm, lagi-lagi pingin membahas masalah PPG. Walaupun masalah PPG ini sudah pernah saya bahas di tulisan terdahulu dalam blog ini, boleh deh kita bahas lagi. Mumpung lagi panas :) Berbicara mengenai pengahapusan akta 4 per Juni 2014 bagi mahasiswa FKIP UNS, pasti erat hubungannya dengan isu PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang menjadi momok dan pembicaran panas di kalangan mahasiswa FKIP. PPG merupakan pendidikan lanjutan bagi setiap mahasiswa lulusan Kependidikan maupun Non   Kependidikan yang ingin tersertifikasi menjadi guru profesional.  Menurut wacana, lulusan mahasiswa FKIP mulai Juni, 2014 tidak lagi mendapatkan akta 4 sebagai syarat mereka untuk mengajar. Lantas bagaimanakah nasib para lulusan FKIP di tahun 2015 dan setelahnya? Apakah cita-cita luhur mereka untuk dapat menjadi seorang pendidik dan mengabdi pada negeri harus pupus? Ternyata pemerintah menjawab tidak. Dengan dihapusnya akta 4, pemerinah telah menyiapkan gantinya dengan mengeluarkan kebijaan unt...